Home » » Tujuan Pendidikan

Tujuan Pendidikan

Written By Aflach Perdana Putra on Kamis, 13 Mei 2010 | 06.58

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-Qur'an memandang bahwa manusia adalah makhluk biologis, psikologis dan sosial. Manusia sebagai basyar tunduk pada takdir Allah, sama dengan makhluk lainnya. Manusia sebagai insan dan al-nas dengan hembusan illahi atau roh Allah yang memiliki keterbatasan dalam memilih untuk tunduk atau menentang takdir Allah. Pemikiran tentang hakikat manusia dibahas dalam filsafat manusia. Agaknya, manusia sendiri tak henti-hentinya memikirkan dirinya sendiri dan mencari jawab akan apa, dari mana dan mau kemana manusia itu. PemAhaman yang tak utuh tentang manusia dapat berakibat fatal bagi perlakuan seseorang terhadap sesamanya, misalnya saja pandangan bahwa manusia merupakan fase lanjutan dari spesies tertentu yang mengalami evolusi dan natural selection, akan berimpikasi pada keyakinan bahwa manusia akan terus berkembang menuju penyempurnaan spesies.
Meskipun Islam memandang dalam dua dimensi, yakni jasad dan roh atau material dan spiritual, lebih dari itu, Islam secara tegas mengatakan bahwa manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah, dapat dididik dan mendidik, hamba Allah yang mulia, berfungsi sebagai pimpinan atau pengelola bumi, dan terakhir dalam keadaan suci atau memiliki kecenderungan menerima agama atau fitrah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa tujuan umum Pendidikan Islam ?
2. Apa tujuan khusus Pendidikan Islam ?
3. Apa hakikat manusia menurut Islam ?

C. Tujuan Pembahasan
1. Menjelaskan tujuan umum Pendidikan Islam ?
2. Menjelaskan tujuan khusus Pendidikan Islam ?
3. Menjelaskan hakikat manusia menurut Islam ?

BAB II
PEMBAHASAN

1. Tujuan Umum Pendidikan Islam
A. Pengertian Tujuan Pendidikan Islam
Sebelum menjelaskan tujuan pendidikan Islam, terlebih dahulu dijelaskan apa sebenarnya makna dari tujuan tersebut. Secara etimologi, tujuan adalah arah, maksud atau haluan, dalam bahasa arab tujuan diistilahkan dengan ghoyat, ahdaf atau maqasid, sementara dalam Bahasa Inggris diistilahkan dengan goal, purpose, objectives atau aim. Secara terminology tujuan berarti sesuatu yang diharapkan tercapai setelah sebuah usaha atau kegiatan selesai. Oleh H.M. Arifin, disebutkan bahwa tujuan proses pendidikan Islam adalah sebuah idealis yang mengandung nilai-nilai Islam yang hendak dicapai dalam proses kependidikan yang berdasarkan ajaran Islam secara bertahap.

B. Penjelasan Tujuan Umum Pendidikan Islam
Tujuan umum adalah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan. Baik dengan pengajaran atau dengan cara yang lainnya. Tujuan ini meliputi seluruh aspek kemanusiaan seperti : sikap, tingkah laku, penampilan, kebiasaan dan pandangan. Tujuan umum ini bernada dengan tingkat umur, kecerdasan, situasi dan kondisi dengan kerangka yang sama. Bentuk insan kami dengan pola taqwa kepada Allah harus dapat tergambar dalam pribadi seseorang yang sudah terdidik, walaupun dalam ukuran kecil dan mutu yang rendah, sesuai dengan tingkah-tingkah tersebut.
Tujuan umum pendidikan Islam harus sejajar dengan pandangan Islam pada manusia yaitu: makhluk Allah yang mulia yang dengan akalnya, perasaannya, ilmunya, kebudayaannya pantas menjadi kholifah Allah di bumi. Tentu saja bobot dan ukurannya disesuaikan dengan situasi dan kondisinya. Yaitu makhluk mulia ukuran anak-anak, orang dewasa, kelompok kecil, pimpinan masyarakat, Negara dan seterusnya. Tujuan umum ini menempati institusi dan tingkat pendidikan Islam, karena itu ada tujuan umum untuk tingkat sekolah, permulaan, tingkat umum, perguruan tinggi dan lembaga-lembaga pendidikan yang lainnya.
Tujuan umum pendidikan Islam harus dikaitkan pula dengan tujuan Nasional Negara. Tempat pendidikan Islam itu dilaksanakan serta hanya dikaitkan pula dengan tujuan institusional lembaga yang menyelenggarakan pendidikan itu. Tujuan umum ini hanya dapat dicapai setelah proses pembelajaran, penghayatan dan keyakinan akan kebenarannya. Tahapan dalam mencapai tujuan itu pada pendidikan formal dirumuskan dalam bentuk tujuan karakter yang selanjutnya dikembangkan dalam tujuan instruksional.

2. Tujuan Akhir Pendidikan Islam
Pendidikan Islam ini berlangsung selama hidup, maka tujuan akhirnya terdapat pada saat berakhirnya dunia ini. Tujuan umum yang berbentuk insan kamil yang berpola taqwa dapat mengalami perubahan naik turun, bertambah dan berkurang dalam perjalanan hidup seseorang, perasaan, lingkungan dan pengalaman dapat mempengaruhinya. Karena itulah pendidikan Islam itu berlaku selama hidup untuk menumbuhkan, memupuk, mengembangkan, memelihara dan mempertahankan tujuan pendidikan yang telah dicapai. OrAng yang sudah bertaqwa dalam bentuk insan kamil masih perlu mendapatkan pendidikan dalam rangka pengembangan dan penyempurnaan, sekurang-kurangnya pemeliharaan supaya tidak luntur dan bekurang, meskipun pendidikan oleh diri sendiri dan bukan dalam pendidikan formal. Tujuan akhir itu dapat dipahami dari firman Allah yang berbunyi:
              

Artinya :
"Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang yang diberi Al kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman." (QS. Ali-Imran: 100)

Mati dalam keadaan berserah diri kepada Allah inilah merupakan ujung dan akhir proses hidup, dan ini merupakan isi kegiatan pendidikan. Inilah akhir dari proses pendidikan yang dapat dianggap sebagai tujuan akhirnya. Insan Kamil yang mati dalam keadaan berserah diri kepada Allah inilah merupakan tujuan akhir pendidikan Islam.

3. Hakikat Manusia dalam Islam
Manusia adalah makhluk (ciptaan) Tuhan, hakikat wujudnya bahwa manusia adalah makhluk yang perkembangannya dipengaruhi oleh pembawaan dan lingkungan. Dalam teori pendidikan lama, yang dikembangkan di dunia barat, dikatakan bahwa perkembangannya seseorang hanya dipengaruhi oleh pembawaan (nativisme) sebagai lawannya berkembang pula teori yang mengajarkan bahwa perkembangan seseorang hanya ditentukan oleh lingkungannya (empirisme), sebagai sintesisnya, dikembangkan teori ketiga yang mengatakan bahwa perkembangan seseorang ditentukan oleh pembawaan dan lingkungannya. Manusia adalah makhluk utuh yang terdiri atas jasmani, akal, dan rohani sebagai potensi pokok, manusia yang mempunyai aspek jasmani, disebutkan dalam sebuah hadits:
كل مولود يولد على الفطرة فأبواه يهودانه أو ينصرانه أو يمجسانه.(رواه البخاري و مسلم)

Tiap orang yang dilahirkan membawa fitrah: Ayah dan Ibunyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi. (HR. Bukhori Muslim)

Fitrah yang dimaksud disini adalah potensi untuk menjadi baik dan potensi untuk menjadi buruk, potensi untuk menjadi muslim dan potensi untuk menjadi musyrik. Dalam ayat itu Allah bahwa potensi itu tidak akan diubah, maksudnya kecenderungan untuk menjadi baik dan sekaligus menjadi buruk itu tidak akan dirubah oleh Tuhan. Secara sempit, fitrah ini adalah potensi untuk beragama, keinginan beragama dan juga potensi untuk tidak beragama.
Al-Qur'an memandang bahwa manusia adalah makhluk biologis, psikologis dan sosial. Manusia sebagai basyar tunduk takdir Allah, sama dengan makhluk lainnya. Manusia sebagai insan dan al-nas bertalian dengan hembusan illahi atau roh Allah yang memiliki keterbatasan dalam memilih untuk tunduk atau menantang takdir Allah. Pemikiran tentang hakikat manusia dibahas dalam filsafat manusia. Agaknya, manusia sendiri tak henti-hentinya memikirkan dirinya sendiri dan mencari jawab akan apa, dari mana dan mau kemana manusia itu. Pemahaman yang tak utuh tentang manusia dapat berakibat fatal bagi perlakuan seseorang terhadap sesamanya, misalnya saja pandangan bahwa manusia merupakan fase lanjutan dari dari spesies tertentu yang mengalami evolusi dan natural selection, akan berimpikasi pada keyakinan bahwa manusia akan terus berkembang menuju penyempurnaan spesies.
Meskipun Islam memandang dalam dua dimensi, yakni jasad dan roh atau material dan spiritual, lebih dari itu, Islam secara tegas mengatakan bahwa manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah, dapat dididik dan mendidik, hamba Allah yang mulia, berfungsi sebagai pemimpin atau pengelola bumi, dan terakhir dalam keadaan suci atau memiliki kecenderungan menerima agama atau fitrah. Berbeda dengan binatang yang Cuma nafsu dan insting hewani, nafsu yang ada dalam diri manusia diimbangi dengan potensi akal untuk berfikir dan menimbang apakah sesuatu itu baik atau buruk, membahayakan atau tidak, sedemikian hingga manusia dapat mengendalikan bahwa nafsunya tadi dan tidak terjerumus apda perbuatantercela. Muslim kaffah tidaklah identik dengan superman dan spiderman yang ditokohkan sebagai pahlawan pembela kebenaran dan kekuatan super tak terkalahkan. Gambaran manusia seperti itu menyesatkan, karena disamping manusia memiliki keistimewaan juga memiliki kelemahan.
Kesadaran bahwa manusia hidup di dunia sebagai makhluk ciptaan Allah dapat menumbuhkan sikap andap asor dan mawas diri bahwa dirinya bukanlah tuhan. Oleh sebab itu ia melihat sesama manusia sebagai sesama makhluk, tidak ada perhambaan antar manusia. Jadi, seorang istri tidak menghamba pada suami, dan seorang rakyat tidak menghamba pada pemerintah. Baginya, yang patut menerima penghambaan dari manusia tak lain adalah Allah. Justru, Allah tidak menciptakan manusia selain untuk menghamba atau beribadah kepada-Nya. Oleh karena itu tidak berlaku konsep manusia sebagai homo hormoni lapas atau manusia dengan manusia yang lain kecuali karena ketaqwaannya kepada Allah. Meskipun demikian, kelebihan dan kemuliaan manusia tidaklah bersifat abadi, tergantung pada sikap dan perbuatannya. Jika manusia tersebut berbuat kerusakan dan berakhlak madzmumah, karunia kemuliaan berupa akal, hati dan panca inderanya tidak dipergunakan semestinya, maka predikat kemanusiaannya turun ke tingkat yang paling rendah, bahwa lebih rendah dari hewan ternak. Disamping kelebihan, manusia memiliki aspek kelemahan misalnya kikir, paling banyak membantah, penuh keluh kesah, memiliki hawa nafsu yang mengajak pada kejahatan, mudah putus asa dan tidak berterima kasih. Sebagai hamba Allah, manusia memikul tanggung jawab pribadi, orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lian. Dan pada hari kiamat nanti mereka datang kepada Allah dengan sendiri-sendiri. Ini membuktikan bahwa manusia sebagai hamba Allah itu memiliki kebebasan individual atas dirinya sendiri. Namun, tetap bertanggung jawab atas segala perbuatannya. Sebagai khalifah, manusia muslim dimaksudkan tampil di bumi ini dengan wajahnya yang ramah dan anggun untuk memimpin, mengelola dan memakmurkan bumi. Bila hal tersebut tidak dilakukan, maka fungsi khalifah tadi dapat diambil olah manusia dan golongan yang lain.
Manusia adalah makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah SWT. Kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah di muka bumi ini. Hal ini dapat diartikan bahwa jasad manusia diciptakan Allah dari bermacam-macam unsur kimiawi yang terdapat dari tanah. Adapun tahapan-tahapan dalam proses selanjutnya, Al-Qur'an tidak menjelaskan secara rinci. Akan tetapi hampir sebagian besar para ilmuwan berpendapat membantah bahwa manusia berawal dari sebuah evolusi dari seekor binatang kera, konsep-konsep tersebut hanya berkaitan dengan bidang studi biologi. Anggapan ini tentu sangat keliru sebab teori ini ternyata lebih dari sekedar konsep biologi. Teori evolusi telah menjadi pondasi sebuah filsafat yang menyesatkan sebagian besar manusia. Dalam hal ini membuat kita para manusia kehilangan harkat dan martabat kita yang diciptakan sebagai makhluk yang sempurna dan paling mulia.

BAB III
PENUTUP

Dari penjelasan yang telah tertulis di atas, maka dapat kami simpulkan:
1. Tujuan umum pendidikan Islam yaitu: menjadikan makhluk Allah yang mulia yang dengan akalnya, perasaannya, ilmunya, kebudayaannya bisa menjadi kholifah Allah di bumi dengan baik.
2. Tujuan akhir pendidikan Islam yaitu: menjadikan peserta didik agar menjadi manusia yang sempurna pada saat berakhirnya hidup di dunia ini.
3. Manusia adalah makhluk (ciptaan) Tuhan, hakikat wujudnya manusia adalah makhluk yang perkembangannya dipengaruhi oleh pembawaan dan lingkungan.
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts



 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. GUS AFLACH - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger