Home » » Minat Belj PKN

Minat Belj PKN

Written By Aflach Perdana Putra on Kamis, 13 Mei 2010 | 06.56

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.

Berkembangnya tehnologi akhir-akhir ini berakibat pada kemajuan jaman sehingga cenderung membawa dampak positif dan negatif yang mengenai pada masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari gejala kehidupan masyarakat Indonesia maupun masyarakat dunia misalnya adanya gejala lunturnya kecintaan pada nilai moral dan norma kehidupan bangsa, banyaknya tindak korupsi, perkosaan, pembunuhan dan kejahatan dalam berbagai bentuk lainya. Hal ini sebenarnya berkaitan dengan produk pendidikan terutama pembentukan akhlak manusia yang akhir-akhir ini mengalami dekadensi moral yang mengarah pada dehumanisasi.
Pendidikan di Indonesia saat ini sedang menghadapi masalah yang sangat serius yaitu rendahnya mutu pendidikan. Pemerintah telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia dngan menerapkan kurikulum baru yaitu Kurikulum Berbasis Kopetensi (KBK) yang sering disebut Kurikulum 2004. Dimana dalam Kurikulum 2004 siswa diharapkan dapat belajar dengan tuntas . Selain itu diharapkan siswa mampu menunjukkan kecakapan hidup yang dimiliki, dan mampu berkompetensi dengan temanya. Salah satu dari kecakapan hidup itu adalah keberanian mempertahankan pendapat. Siswa dituntut mampu mengungkapkan pendapatnya sehingga proses belajar akan terlaksana dengan baik dan optimal.
Harapan yang lain siswa akan terlatih untuk berfikir kreatif dan mampu beradu pendapat pada masalah yang dihadapi.
Dalam penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) di sekolah kami ternyata tuntutan itu belum bisa terpenuhi. Dalam kenyataanya siswa sulit sekali mengungkapkan pendapatnya. Ketika mereka berada di suatu forum diskusi para siswa menjadi tidak terbisaa mengemukakan pendapatnya. Mereka menjadi bersikap sangat pasif. Ini hampir terjadi pada seluruh siswa, kalaupun ada yang berani maka dapat dipastikan hanya ada satu atau dua anak saja yang berani mengungkapkan pendapatnya. Itupun tidak terlontar secara maksimal. Dan kondisi seperti ini terjadi pada mata pelajaran PKn dan juga pada mata pelajaran yang lain.
Tentu hal ini menyebabkan proses belajar mengajar menjadi terlambat dan tidak optimal, yang pada akhirnya berdampak pada rendahnya mutu pendidikan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang Masalah yang kami kemukakan diatas, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut :
1. Sejauh mana siswa dapat menciptakan minat belajar PKn melalui pembelajaran dengan metode DEBAT.
2. Bagaimana memotivasi belajar siswa agar menjadi siswa yang aktif kreatif.

C. T u j u a n
Tujuan ayang ingin dicapai dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah :
1. Menciptakan peningkatan prestasi belajar PKn setelah diterapkanya pembelajaran kooperatif model DEBAT.
2. Mengetahui seberapa jauh daya kreatif dan minat belajar PKn setelah siswa mendapat metode pembelajaran model DEBAT.
D. Manfaat dan hasil Penelitian.
Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi :
1. Siswa.
Siswa dapat termotivasi dan berani mengungkapkan dan mempertahankan pendapatnya.
2. Guru.
Guru dapat menambah wawasan mengenai strategi pembelajaran.

3. Sekolah.
Sebagai masukan bagi sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.
4. Pengembang Kurikulum.
Sebagai masukan bagi pengembang Kurikulum dalam upaya penyempurnaan Kurikulum.













































BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN RENCANA TINDAKAN


A. Kajian Pustaka.

Metode mengajar yang dikuasai guru sangat berpengaruh pada proses belajar mengajar . Banyak sekali jenis metode yang bisa digunakan dalam proses belajar mengajar missalnya ceramah, Tanya jawab, Debat, diskusi, demonstrasi, eksperimen dan lainnya. Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan, untuk itu guru harus bisa memilih metode yang cocok dengan materi sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

A.1. Pengertian Belajar.

Belajar adalah perubahan tingkah laku individual melalui interaksi dengan lingkungan ). Memnurut pengertian ini belajar merupakan proses yakni suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Yang menjadi hasil suatu belajar bukan penguasaan hasil latihan melainkan perubahan tingkah laku. Karena belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku, maka diperlukan pembelajaran yang bermutu, berlangsung menyenangkan, mengasyikkan dan mencerdaskan siswa.
Pengertian lain menyebutkan belajar merupakan proses komplek yang terjadi dalam pendidikan . Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara anak didik dengan lingkungan belajar. Hasil belajar bisaanya ditandai adanya perubahan tingkah laku yang disebabkan terjadi perubahan pada tingkat pengetahuan, ketrampilan dan sikapnya ).
Suasana pembelajaran yang menyenangkan, mengasyikkan dan mencerdaskan itu salah satunya bisa tercipta melalui adu pendapat atau debat. Debat merupakan proses komunikasi lisan untuk mempertahankan pendapat. Setiap pihak yang berdebat akan mengajukan argumentasi memberikan alasan dengan cara tertentu agar pihak lawan atau pihak peserta menjadi yakin dan berpihak serta setuju terhadap pendapat-pendapatnya )

A.2 Berbicara
Faktor utama yang penting dipelajari siswa dalam beradu pendapat adalah kemampuan berbicara. Kemampuan berbicara merupakan suatu kemampuan kompleks yang melibatkan beberapa faktor, yakni kesiapan belajar, kesiapan berpikir kesiapan mengaktifkan diri motivasi dan bimbingan ). Menurut pengertian ini siswa sangat perlu mempersiapkan dirinya dalam belajar perlu adanya latihan berpikir dan mengaktifkan diri, dimana saat ini hal itu cenderung sulit dipahami oleh siswa, selain itu juga perlu adanya motivasi semangat pada siswa sehingga dia bisa mengekpresikan ide – ide yang tersirat di dalam pikirnya. Dan yang tidak kalah penting juga bimbingan dari guru sangat di perlukan siswa.
Unsur-unsur di atas perlu dikuasai siswa dengan baik sehinggga siswa akan mampu mengungkapkan pendapat. Pendapat adalah hasil pekerjaan pikiran meletakan hubungan antara tanggapan yang satu dengan tangapan yang lain, antara pengertian yang satu dengan pengertian yang lain, dinyatakan dalam suatu kalimat )
Dalam hal mempertahankan pendapat faktor penting lain yang perlu diperhatikan oleh para siswa adalah keberanian. Keberanian sangat penting karena dengan sikap berani dan tidak ragu-ragu maka apa yang sudah terencana dalam pikiran akan bisa terlontar dengan baik dan lancar. Arti berani itu sendiri adalah mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi kesulitan.
Ternyata pembelanjaran adu pendapat di kelas khususnya pada pelajaran PKn di SMA sekarang ini kurang mendapat minat siswa dan tidak berjalan dengan baik karena kurangnya penguasaaan siswa pada kemampuan berpendapat dan ketidak beranian siswa dalam mengungkapkan pendapat sehingga tidak bisa menciptakan suasana pembelajaran yang kita harapkan.

B. RENCANA TINDAKAN
Rencana tindakan yang dapat digunakan untuk mengatasai hal di atas adalah dengan menggunakan metode pembelajaran dengan model debat kedalam kegiatan belajar mengajar
Dalam debat, pemimpin berhak menentukan apakah angggota kelompok (khalayak) dapat bertanya kepada peserta debat (pembicara ) atau tidak, selain itu pemimpin debat ( Pemandu) juga berhak menentukan apakah pengunjung boleh mengutarakan pendapat. Pemandu juga bertanggungjawab terhadap pengaturan waktu dan terlibatnya jalan perdebatan. Sebelum pelaksanaan debat panitia harus menentukan sebuah masalah yang mengundang perdebatan. Panitia kemudian menyiapkan dua kelompok yang bersedia memperdebatkan masalah yang sudah ditentukan. Kelompok A (pendukung ) terdiri atas orang-orang yang menyetujui masalah-masalah itu, sedangkan kelompok B (Penyangggah) merupakan kelompok yang tidak menyetujui masalah itu.
Cara pembelajaran dengan metode dabat ini sangat membantu siswa, karena siswa mempunyai tanggung jawab menyampaikan hasil debat dari kelompok inti ke kelompok asal. Jadi siswa akan bisa terlatih untuk menyampaikan hasil-hasil debat dan akan terlatih keberanianya, dan daya pikirnya.











BAB III
METODE PENELITIAN

A. SETTING PENELITIAN
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Barat yang berlokasi di desa Blaran, Kecamatan Barat Kabupaten Magetan. Penelitian di laksanakan berkolaborasi antara dua orang guru dengan mata pelajaran yang sama yaitu mata pelajaran PKn. Subyek penelitian yang diambil adalah kelas XI IPS 1. untuk SMA NEGERI I Barat Magetan dan kelas XI IPA untuk SMA NEGERI I Kauman Ponorogo. Waktu pelaksanaan semester 1 tahun pelajaran 2006/2007.
1.) Kelas X1.IPS 1 berjumlah 47 anak terdiri laki-laki 25 anak, perempuan 22 anak Delapan puluh persen (80 %) siswa mempunyai kemampuan yang kurang karena input sekolah ini adalah NUN SMP menengah ke bawah. Sarana dan fasilitas di sekolah ini sangat kurang dan tingkat kedisiplinan siswa juga kurang. Karakteristik yang di temui pengajar dalam kelas antara lain:
1. Siswa tidak aktif dalam kegiatan pembelajaran
2. Siswa kurang kreatif dalam belajar
2.) Kondisi sekolah ini masih berpeluang pada diri anak yang suka membolos hal ini disebabkan pagar sekolah belum bisa memberi kenyamanan dan keamanan bagi sekolah. Sarana mengajar yang ada juga masih kurang.

B. PERSIAPAN PENELITIAN
Pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini menggunakan metode debat dengan persiapan :
1. Pembuatan instrumen penelitian
2. Mempersiapkan materi Debat, kelas X1 IPS 1 tentang prestasi diri.
3. Pembuatan perangkat penilaian
4. Lembar observasi.
Untuk memperlancar pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini kami telah mempersiapkan instrumen dan penilaian.

C. SIKLUS PENELITIAN
1. Perencanaan
Mempersiapkan konsep materi yang akan di jadikan bahan debat / adu pendapat.
Siswa di beri permasalahan mengenai prestasi diri. Selanjutnya membentuk 2 kelompok yang bersedia memperdebatkan masalah yang sudah ditentukan Kelompok A ( Pendukung ) terdiri atas anak-anak yang menyetujui masalah-masalah itu, sedangkan kelompok B ( Penyangggah ) merupakan kelompok yang tidak menyetujui masalah itu.
2. Langkah-langkah
2.1 Langkah Utama (Action dan Observasi)
Sebelum dimulai para peserta diberi petunjuk bagan debat seperti dibawah ini
















Bagan Debat

Tata cara debat
(a) Pembicara 1 dari kelompok A diberi kesempatan + delapan menit untuk mengajukan pendapat dan alasan-alasan mengapa kelompoknya menyetujui masalah yang diperdebatkan.
(b) Pembicara 1 dari kelompok B diberi kesempatan selama + delapan menit untuk mengutarakan pendirian kelompok mereka yang menolak masalah yang diperdebatkan.
(c) Pembicara 2 dari kelompok A diberi kesempatan + delapan menit untuk menambah penjelasan mengenai pendirian kelompoknya.
(d) Pembicara 2 dari kelompok B diberi kesempatan untuk memperjelas dan menambah alasan-alasan yang menolak atau tidak menyetujui masalah yang diperdebatkan selama + delapan menit.
(e) Pembicara 1 dari kelompok B diberi kesempatan untuk menanggapi pendapat kelompok A. Sifat pembicaraanya menangkis apa yang diutarakan kelompok A. Kelemahan-kelemahan dan alasan kelompok A (Pendukung) diserangnya, sementara itu pembicara akan lebih menunjukkan alasan-alasan yang menolak masalah yang diperdebatkan. Kelompok penyanggah (B) yang diwakili oleh pembicara 1 ini harus berusaha mempengaruhi khalayak supaya berpihak pada kelompoknya. Kesempatan yang diberikan kepada pembicara 1 dari kelompok B ini + empat menit.
(f) Pembicara 1 dari kelompok A diberi kesempatan untuk menangkis alasan-alasan yang diutarakan kelompok B dengan alasan-alasan dan bukti-bukti yang kuat. Waktu yang digunakan oleh pembicara 1 kelompok A ini + empat menit.
(g) Kesempatan + empat menit terakhir bagi pembicara 2 dari kelompok B digunakan untuk membuat simpulan dan sekaligus menolak serta menandaskan alasan-alasan kelompoknya.
(h) Kesempatan + empat menit terakhir bagi pembicara 2 dari kelompok A digunakan untuk menangkis, menambah alasan, menunjukkan kelemahan lawan, membuat simpulan, dan menunjukkan bahwa pendirian kelompoknya adalah benar.
2.2 Langkah Penutup
Guru memberikan penilaian kelompok-kelompok siswa melakukan debat. Selain itu juga menyimpulkan hasil analisa yang diamati pada siklus pertama ini.
Dalam pelaksanaan siklus pertama ini apabila aktifitas yang dilakukan siswa kurang maksimal maka akan dilanjutkan dengan siklus kedua dan peneliti tetap menggunakan metode debat. Dalam siklus kedua pelaksanaannya tetap melalui tiga tahap yaitu, Pendahuluan (Perencanaan), langkah utama (Action dan Observasi) dan penutup (Refleksi). Pada siklus kedua ini siswa akan banyak dimotivasi oleh guru sehingga diharapkan akan lebih memahami topik pembicaraan / pembahasan. Bentuk motivasi guru pada siswa adalah dengan benyak memberi gambaran tentang topik pembelajaran.

D. PEMBUATAN INSTRUMEN
Untuk mendapatkan data yang valid dan akurat dari siswa, guru, kolaborator, dan proses KBM, peneliti menggunakan instrumen yang berupa :
1. Catatan langkah yang meliputi : persiapan, pelaksanaan dan penilaian.
2. Lembar evaluasi
3. Lembar observasi

E. ANALISIS DAN REFLEKSI
Data yang akan dicatat dalam tiap langkah meliputi :
1. Keaktifan siswa dalam memahami materi dan mencari sumber-sumber materi.
2. Keaktifan siswa dalam berdebat.
3. Kesimpulan hasil adu pendapat.
Data – data diatas dianalisis secara berkala setiap langkah dengan menggunakan analisa diskripsi, yaitu memaparkan data hasil pengamatan dan membandingkan hasil yang dicapai pada tiap siklus. Hal ini bertujuan untuk mengetahui hasil yang sebenarnya berdasarkan tujuan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang ingin dicapai.
Pada akhirnya tindak lanjut dalam penelitian siswa diharapkan dapat menjadi lebih aktif dalam diskusi, dan model debat ini bisa dilakukan secara kontinyu.






























BAB IV
HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini akan dipaparkan hasil pelaksanaan siklus penelitian. Data setiap siklus dipaparkan secara terpisah dari siklus yang lainnya, agar terlihat persamaan, perbedaan, atau perubahan alur siklus tersebut. Paparan data didasarkan pada data yang telah dikumpulkan melalui pengamatan proses perdebatan ketika pembelajaran berlangsung serta data hasil pembelajaran. Berikut ini dipaparkan data dan temuan penelitian pada masing-masing pembelajaran setiap pelaksanaan siklus tindakan. Pada bab ini akan dipaparkan tahap-tahap tiap siklus yang terdiri dari :
A. Perencanaan
B. Pelaksanaan Tindakan
C. Pengamatan
D. Refleksi
A. HASIL PENELITIAN KELAS XI IPS1.
1. SIKLUS I
a. Perencanaan
Langkah awal yaitu memberikan topik permasalahan prestasi diri yang akan diperdebatkan untuk mengetahui seberapa jauh siswa menguasai materi. Topik permasalahan yang akan diperdebatkan berjudul “PERLU ATAU TIDAK INDONESIA MENGIKUTI KONTES MISS UNIVERSE”. Selanjutnya menugaskan siswa untuk mencari buku-buku penunjang dan sumber-sumber lain yang relevan dengan topik prestasi diri. Langkah berikutnya menentukan jalannya pelaksanaan perdebatan.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran model debat dilaksanakan pada hari Sabtu 19 Agustus 2006 pada jam ke-1 dan ke-2. Dengan memperhatikan prosedur dan penerapan langkah-langkah, maka pelaksanaan perdebatan dimulai dengan membagi 2 kelompok pro dan kontra. Kemudian tiap kelompok baik pro maupun kontra diwakili oleh masing-masing 2 anak sebagai kelompok inti sedangkan yang lain memposisikan diri sebagai kelompok asal ( khalayak ). Langkah selanjutnya masing-masing kelompok akan mempertahankan pendapatnya sesuai dengan argumentasinya masing-masing.
c. Pengamatan
Untuk melihat keberhasilan penelitian ini, dalam melakukan pengamatan peneliti menentukan indikator-indikator yang relevan dengan pembelajaran metode debat. Indikator itu antara lain keberanian berpendapat, keberanian bertanya, keberanian menyanggah, keberanian menanggapi.
Selama pelaksanaan pembelajaran model debat, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat hasilnya kedalam tabel nilai huruf, sebagai berikut :
Tabel 1.2 : Laporan Hasil Penelitian Siklus I
Tema : Prestasi Diri
Topik : PERLU ATAU TIDAK INDONESIA MENGIKUTI KONTES MISS UNIVERSE
Kelompok : A (Pro / Pendukung)
Anggota : 1. Dyah Ayu Purnama S
2. Tri Ratnawati
Kelompok : B (Kontra / Penyanggah)
Anggota : 1. Mukhamad Iis Budi H
2. Weda Yana Winusa
Moderator : Mariyon
No.
Keberanian
Berpendapat Keberanian
Bertanya Keberanian
Menyanggah Keberanian
Menanggapi Ket
1. ANA PUJI S C B A B
2. ANDIK RIO N B A B A
3. ANDIQ SETIYONO B A B B
4. ANNAS PUGUH P A B A B
5. ARIF ZAINULLAH B A B B
6. ARIK KRISDIANTO A B C A
7. BAMBANG ARI B C C B B
8. DEWI WIDIASTUTI C B B B
9. DIAH AYU P A A A A
10. DWI NURVIYANTO B B B B
11. EDI PURWANTO C A A B
12. EKA NOVIANI B B A B
13. EKO ABRIANTO B A B B
14. ENDAH ERNAWATI B B A A
15. ENDAH SETIANI A B B B
16. ERNA EKAWATI B C B B
17. HERI DWI C B B B B
18. HERMANTO B A B B
19. INTAN DWI A B B A B
20. JAROT BAYU P A B B B
21. KRISTIORINI B B C B
22. M HALIM NUR B B B B
23. MARETA H A C A B
24. MUKHAMAD IBH B B B B
25. NANANG RIANTO C B B A
26. NANING MALIKAH B A A B
27. NEILI RIA C B B B
28. NOVI ARTIKA B B B A
29. PRAMADA B A B A B
30. PUTRI SUKMA N B B B B
31. RAHMAT D C C B B
32. RIBKAH P B C A A
33. RISKA YULIANA A B B B
34. RISMA PUJI A B B B B
35. RUDIANTORO B B B B
36. SLAMET A B A C A
37. SLAMET W B B B B
38. SRI MARYATI A B B B
39. SUBEKTI E.S B B B B
40. SUWANTO A B C B
41. SAHFITRI RW B B B B
42. TONI PK B C B B
43. TRI RATNAWATI A B B A
44. WEDA Y.W B B B B
45. WURI R B B C B
46. YOYOK B B B B C

Katagori Nilai :
A ( Baik ) = Siswa aktif berdiskusi
B ( Cukup ) = Siswa kurang aktif berdiskusi
C ( Kurang ) = Siswa tidak aktif berdiskusi
Jika dipaparkan dalam prosentase maka akan terlihat hasil prosentase sebagai berikut :
1. Indikator Keberanian Berpendapat :
Keterangan Jumlah Anak %
Aktif 11 23%
Kurang Aktif 28 61%
Pasif 7 16%
Jumlah 46 100%
2. Indikator Keberanian Bertanya :
Keterangan Jumlah Anak %
Aktif 9 20%
Kurang Aktif 31 67%
Pasif 6 13%
Jumlah 46 100%

3. Indikator Keberanian Menyanggah :
Keterangan Jumlah Anak %
Aktif 11 23%
Kurang Aktif 30 67%
Pasif 5 10%
Jumlah 46 100%

4. Indikator Keberanian Menanggapi :
Keterangan Jumlah Anak %
Aktif 9 20%
Kurang Aktif 36 78%
Pasif 1 2%
Jumlah 46 100%

d. Refleksi.
Dari data di atas secara umum dapat direfleksikan bahwa hasil belajar dengan metode diskusi model debat pada siklus yang pertama ini belum bisa dilaksanakan secara maksimal, ini bisa dilihat pada hasil presentasi siswa yang aktif masih sedikit dibandingkan dengan prosentase siswa yang kurang aktif dalam tiap-tiap indikator. Secara rata-rata keberhasilan yang dicapai masih kurang dari 70%. Dilihat dari kategori rata-rata nilai yang diperoleh pada tiap indikator adalah B dan C.
Untuk dapat meningkatkan keaktifan siswa kami membuat perencanaan kembali untuk siklus ke II dengan materi yang berbeda. Motivasi-motivasi dan penguatan-penguatan kami berikan untuk menggali keberanian siswa.
2. Siklus II
a. Perencanaan
Langkah awal mengulas hasil dari siklus I, memberikan motivasi-motivasi serta penguatan untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan keberanian. Menentukan topik diskusi untuk siklus II yaitu “SETUJU ATAU TIDAK BAHWA MENTALITAS SEBAGIAN BESAR MASYARAKAT INDONESIA ADALAH MENTALITAS JALAN PINTAS”. Selanjutnya menugaskan siswa untuk mencari buku-buku penunjang dan sumber lain yang relevan dengan topik diskusi. Kemudian menentukan hari dan jam pelaksanaan diskusi.
b. Pelaksanaan.
Pelaksanaan diskusi siklus ke II dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 26 Agustus 2006 pada jam ke 1 dan ke 2. Tahap pelaksanaan pada siklus ke II ini sama dengan siklus I yaitu membentuk kelompok pro dan kontra dan memberi topik yang sama pada masing-masing kelompok inti.
Langkah berikutnya melaksanakan diskusi debat ke depan kelas dengan dipandu oleh moderator.
c. Pengamatan
Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II ini sudah banyak terjadi perubahan hal ini bisa dilihat pada banyaknya siswa yang menunjukkan keaktifan selama diskusi berlangsung. Hasil diskusi terlihat pada tabel nilai huruf hasil diskusi dibawah ini.
Tabel II : Laporan Hasil Diskusi Siklus II
Topik : SETUJU ATAU TIDAK BAHWA MENTALITAS SEBAGIAN BESAR MASYARAKAT INDONESIA ADALAH MENTALITAS JALAN PINTAS
Kelompok : A (Pro / Pendukung)
Anggota : 1. Dwi Nurvianto
2. Intan Dwi A
Kelompok : B (Kontra / Penyanggah)
Anggota : 1. Jarot Bayu P
2. Novi Artika
Moderator : Mariyon
No.
Keberanian
Berpendapat Keberanian
Bertanya Keberanian
Menyanggah Keberanian
Menanggapi Ket
1. ANA PUJI S A A B A
2. ANDIK RIO N A A A A
3. ANDIQ SETIYONO A A B A
4. ANNAS PUGUH P B B B A
5. ARIF ZAINULLAH A A A A
6. ARIK KRISDIANTO A A A A
7. BAMBANG ARI B A A B A
8. DEWI WIDIASTUTI A B A A
9. DIAH AYU P B A A A
10. DWI NURVIYANTO A A A A
11. EDI PURWANTO A A B A
12. EKA NOVIANI B A A A
13. EKO ABRIANTO B A A A
14. ENDAH ERNAWATI A B A A
15. ENDAH SETIANI A A B B
16. ERNA EKAWATI A A A A
17. HERI DWI C A A A A
18. HERMANTO A A B A
19. INTAN DWI A A B A B
20. JAROT BAYU P A A A A
21. KRISTIORINI A A B A
22. M HALIM NUR A A A A
23. MARETA H A B B B
24. MUKHAMAD IBH A B A A
25. NANANG RIANTO C A B A
26. NANING MALIKAH A A A A
27. NEILI RIA B A B B
28. NOVI ARTIKA A A A A
29. PRAMADA B A A A A
30. PUTRI SUKMA N A B A A
31. RAHMAT D C A B B
32. RIBKAH P A A A A
33. RISKA YULIANA A A A B
34. RISMA PUJI A A B A A
35. RUDIANTORO B A A A
36. SLAMET A A A A A
37. SLAMET W A A B B
38. SRI MARYATI A A A A
39. SUBEKTI E.S B B A A
40. SUWANTO A A A B
41. SAHFITRI RW A A A A
42. TONI PK A B A A
43. TRI RATNAWATI A A A B
44. WEDA Y.W A A A A
45. WURI R A A A A
46. YOYOK B A B A B

Katagori Nilai :
A ( Baik ) = Siswa aktif berdiskusi
B ( Cukup ) = Siswa kurang aktif berdiskusi
C ( Kurang ) = Siswa tidak aktif berdiskusi
Jika dipaparkan dalam prosentase maka akan terlihat hasil prosentase sebagai berikut :
1. Indikator Keberanian Berpendapat :
Keterangan Jumlah Anak %
Aktif 37 80%
Kurang Aktif 7 15%
Pasif 2 5%
Jumlah 46 100%

2. Indikator Keberanian Bertanya :
Keterangan Jumlah Anak %
Aktif 35 75%
Kurang Aktif 11 25%
Pasif - -
Jumlah 46 100%

3. Indikator Keberanian Menyanggah :
Keterangan Jumlah Anak %
Aktif 33 71%
Kurang Aktif 13 29%
Pasif - -
Jumlah 46 100%

4. Indikator Keberanian Menanggapi :
Keterangan Jumlah Anak %
Aktif 36 78%
Kurang Aktif 10 22%
Pasif - -
Jumlah 46 100%

Dengan melihat data seperti di atas maka ada peningkatan dari siklus I ke siklus II seperti yang terlihat pada tabel berikut ini :
1. Indikator Keberanian Berpendapat :
Uraian Siklus I Siklus II Perubahan
Aktif 23% 80% Naik
Kurang Aktif 61% 15% Turun
Pasif 16% 5% Turun

2. Indikator Keberanian Bertanya :
Uraian Siklus I Siklus II Perubahan
Aktif 20% 75% Naik
Kurang Aktif 67% 25% Turun
Pasif 13% 0% Turun
3. Indikator Keberanian Menyanggah :
Uraian Siklus I Siklus II Perubahan
Aktif 23% 71% Naik
Kurang Aktif 67% 29% Turun
Pasif 10% 0% Turun

4. Indikator Keberanian Menanggapi :
Uraian Siklus I Siklus II Perubahan
Aktif 20% 78% Naik
Kurang Aktif 78% 22% Turun
Pasif 2% 0% Turun

d. Refleksi
Dilihat dari banyaknya siswa yang aktif maka secara umum pelaksanaan pembelajaran dengan metode debat ini dapat dilaksanakan dengan baik dan maksimal. Data keberhasilan itu bisa dilihat pada masing-masing indikator yang rata-rata masuk kategori A. Nilai tersebut berdasarkan taraf keberhasilan belajar kualifikasinya baik. Dilihat dari prosentase tiap-tiap indikator rata-rata mengalami kenaikan dari siklus I ke siklus II. Dengan demikian maka pembelajaran melalui diskusi model debat ini bisa dikatakan berhasil.
B. HASIL PENELITIAN KELAS XI IPA
I. Siklus I
a. Perencanaan
Menugaskan siswa untuk mempelajari buku – buku penunjang dan sumber lain yang sesuai dengan topik yang akan didebatkan.
Memberitahukan kepada siswa hari pelaksanaan debat.

b. Pelaksanaan.
Pelaksanaan debat pada hari Jum’at tanggal 1 September 2006 pada jam ke 6 dan 7.
Pelaksanaan debat dimulai dengan membagi kelas menjadi 2 kelompok besar yaitu kelompok Pro dan kelompok Kontra. Kelompok Pro dibagi lagi menjadi 4 sub kelompok. Demikian juga kelompok Kontra dibagi menjadi 4 sub kelompok. Masing – masing kelompok beranggotakan 5 orang ( Daftar Kelompok terlampir ).
Selanjutnya membagikan materi ( Topik yang didebatkan ) yang berbeda kepada setiap kelompok.
Kelompok I. Mendapat materi Potensi Diri.
Kelompok II. Mendapat materi Mengembangkan Potensi Diri.
Kelompok III. Mendapat materi Upaya Meraih Prestasi.
Kelompok IV. Mendapat materi Kreatifitas dan Peluang.
Kemudian setiap kelompok berkumpul dan mendiskusikan materi yang akan didebatkan.
Tata cara debat / pelaksanaan debat :
1. Pembicara 1 dari kelompok Pro diberi kesempatan + delapan menit untuk mengajukan pendapat dan alasan – alasan mengapa kelompoknya menyetujui masalah yang didebatkan.
2. Pembicara 1 dari kelompok Kontra diberi kesempatan + delapan menit untuk mengutarakan pendirian kelompok mereka yang menolak masalah yang didebatkan.
3. Pembicara 2 dari kelompok Pro diberi kesempatan + delapan menit untuk menambah penjelasan mengenai pendirian kelompoknya.
4. Pembicara 2 dari kelompok Kontar diberi kesempatan + delapan menit untuk memperjelas dan menambah alasan – alasan yang menolak atau tidak setuju masalah yang didebatkan.
5. Pembicara 1 dari kelompok Kontra diberi kesempatan untuk menanggapi pendapat kelompok Pro.
Sifat pembicaraannya menangkis apa yang diutarakan oleh kelompok Pro. Kelemahan – kelemahan dan alasan kelompok Pro diserangnya. Sementara itu pembicara akan lebih menunjukkan alasan – alasan yang menolak masalah yang diperdebatkan. Kelompok penyanggah ( Kontra ) yang diwakili oleh pembicara 1 ini harus berusaha mempengaruhi khalayak supaya berpihak pada kelompoknya. Kesempatan yang diberikan kepada pembicara 1 dari kelompok penyanggah ( Kontra ) + 5 menit.
6. Pembicara 1 dari kelompok Pro diberi kesempatan untuk menangkis alasan – alasan yang diutarakan kelompok Kontra. Dengan alasan – alasan dan bukti – bukti yang kuat. Waktunya + 5 menit.
7. Kesempatan + 5 menit terakhir bagi pembicara 2 dari kelompok Kontra digunakan untuk membuat simpulan dan sekaligus menolak serta menandaskan alasan – alasan kelompoknya.
8. Kesempatan + 5 menit terakhir bagi pembicara 2 dari kelompok Pro digunakan untuk menangkis, menambah alasan, menunjukkan kelemahan lawan, membuat simpulan, dan menunjukkan bahwa pendirian kelompoknya adalah benar.
c. Pengamatan
Selama pelaksanaan Debat, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat hasilnya ke dalam tabel nilai huruf sebagai berikut :
Tabel I : Laporan Hasil Debat Siklus I
Tema : Prestasi Diri

No. Indikator Bertanya
Berpen
dapat Menyang
gah Menang
gapi Keberanian Ket.

1
2
3
4
5 PRO I
Adi Bagus
Almatiin
Devi Sita
Dina Dwi
Dwi Rina
K
C
C
C
C
K
C
B
C
C
C
K
C
C
C
K
C
K
K
C
K
K
C
C
C

1
2
3
4
5 KONTRA I
Dodik S
Dwi Wijaya
Ending R
Erwin
Oky I
C
C
C
K
B
C
K
K
C
B
C
C
B
C
C
C
K
C
C
K
C
C
C
K
C

1
2
3
4
5 PRO II
Frisma
Ida Rosa
Ida Dwi
Indah S
Januar
B
K
C
K
K
C
C
B
C
C
C
C
B
C
C
C
K
C
C
K
K
K
C
K
K

1
2
3
4
5 KONTRA II
Roni
Leny AG
Lilies H
Luluk L
Mita S
C
B
K
K
K
C
B
C
C
C
C
B
C
C
C
K
B
C
K
K
K
C
C
K
K








1
2
3
4
5 PRO III
Septian
Nur Juwariyah
Nur Hayati
Rella OD
Fitri L
K
C
C
B
C
C
B
K
B
C
C
C
K
B
B
B
B
B
B
B
K
C
K
B
C

1
2
3
4
5 Kontra III
Sunandar
Rindi
Santika
Siti Rukani
Siti Solekah
K
K
C
C
K
B
K
C
C
C
K
C
K
B
K
K
C
K
C
C
K
K
K
K
C

1
2
3
4
5 PRO IV
Tri Hendrik
Siti Zahron
Sri Supatmi
Suprihatin
Yuli P.
K
C
C
K
K
K
B
C
K
K
K
C
C
K
K
K
C
B
K
K
K
C
K
K
K

1
2
3
4
5 KONTRA IV
Sarji
Nia Ulfa
Ninik W
Nor Baety
Naning
K
B
K
K
C
K
B
C
K
C
K
C
C
K
K
K
B
B
K
C
K
C
K
K
K

Kategori Nilai :
B ( Baik ) = Siswa aktif berdebat
C ( Cukup ) = siswa kurang aktif berdebat
K ( Kurang ) = siswa tidak aktif berdebat
Hasil debat pada siklus I dapat dikategorikan sebagai berikut :
1. Indikator bertanya rata – rata tidak aktif dikategorikan K.
2. Indikator berpendapat rata – rata kurang aktif dikategorikan C.
3. Indikator menyanggah rata – rata kurang aktif dikategorikan C.
4. Indikator menanggapi rata – rata tidak aktif dikategorikan K.
5. Indikator keberanian rata – rata tidak aktif dikategorikan K.

Jika dipaparkan dalam prosentase maka terlihat hasil prosentase sebagai berikut :
1. Indikator Bertanya.
Keterangan F %
Aktif
Kurang Aktif
Pasif 5
17
18 12.5
42.5
45
Jumlah 40 100

2. Indikator Berpendapat.
Keterangan F %
Aktif
Kurang Aktif
Pasif 9
21
10 22.5
52.5
25
Jumlah 40 100

3. Indikator Menyanggah.
Keterangan F %
Aktif
Kurang Aktif
Pasif 7
22
11 17.5
55
27.5
Jumlah 40 100

4. Indikator Menanggapi.
Keterangan F %
Aktif
Kurang Aktif
Pasif 10
10
20 25
25
50
Jumlah 40 100

5. Indikator Keberanian.
Keterangan F %
Aktif
Kurang Aktif
Pasif 1
15
24 2.5
37.5
60
Jumlah 40 100


d. Refleksi.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan menunjukkan bahwa diskusi model Debat pada siklus Iini belum bisa berhasil secara maksimal, hal ini bisa dilihat dari jumlah siswa yang aktif melakukan debat masih sedikit dibandingkan yang kurang aktif maupun pasif. Dilihat dari kategori nilai rata – rata yang diperoleh masing – masing indicator adalah nilai C dan K.
Untuk itu peneliti membuat kembali perencanaan untuk siklus kedua dengan materi yang berbeda dan memberikan motivasi – motivasi untuk meningkatkan keberanian siswa.

Siklus II
a. Perencanaan
Memberi motivasi – motivasi serta mengulas kembali hasil dari siklus I. Menentukan topik debat untuk siklus II yaitu bab Keterbukaan dan Jaminan Keadilan.
Menegaskan siswa mencari buku – buk penunjang dan sumber – sumber yang revelan dengan topik. Menentukan hari dan jam pelaksanaan debat.

b. Pelaksanaan
Tahap kedua pada siklus II ini sama dengan siklus I yaitu membentuk kelompok pro dan kontra dan memberi materi yang berbeda pada setiap kelompok. Kelompok I mendapat materi keterbukaan dan jaminan keadilan.
Kelompok II baik pro maupun kontra mendapat materi pentingnya keterbukaan dan jaminan keadilan.
Kelompok III baik pro maupun kontra mendapat materi akibat penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan.
Kelompok IV mendapat materi pemerintahan yang baik.
Selanjutnya antara pro dan kontra saling menjelaskan pendapatnya masing – masing yang dikemukakan oleh masing – masing pembicara. Pada debat kali ini sudah banyak siswa yang menunjukkan keaktifannya.

Pengamatan
Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II ini sudah berjalan maksimal. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya siswa yang menunjukkan keaktifannya selama debat berlangsung.


Hasil debat terlihat pada tabel nilai huruf dibawah ini :

Tema : Keterbukaan dan jaminan keadilan
No. Indikator
Nama bertanya Berpendapat Menyanggah Menanggapi Keberanian ket

1
2
3
4
5 PRO I
Adi Bagus
Almatiin
Devi Sita
Dina Dwi
Dwi Rina
C
B
B
B
B
B
C
B
B
C
B
C
B
C
B
C
B
C
B
B
B
B
C
B
B

1
2
3
4
5 KONTRA I
Dodik S
Dwi Wijaya
Ending R
Erwin
Oky I
B
B
B
C
B
B
B
C
B
B
B
B
B
B
B
C
C
B
C
B
B
B
B
C
B

1
2
3
4
5 PRO II
Frisma
Ida Rosa
Ida Dwi
Indah S
Januar
B
C
B
B
C
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
C
C
B
C
C
C
C
B
C
C

1
2
3
4
5 KONTRA II
Roni
Leny AG
Lilies H
Luluk L
Mita S
B
B
B
C
C
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
C
B
C
C
C
C
B
C
C
C

1
2
3
4
5 PRO III
Septian
Nur Juwariyah
Nur Hayati
Rella OD
Fitri L
B
C
B
B
B
B
B
C
B
B
B
B
C
B
C
C
B
C
B
B
C
B
C
B
B



No. Indikator
Nama bertanya Berpendapat Menyanggah Menanggapi Keberanian ket

1
2
3
4
5 Kontra III
Sunandar
Rindi
Santika
Siti Rukani
Siti Solekah
C
C
B
C
B
C
B
B
B
B
C
C
C
B
C
C
B
C
B
B
C
B
B
C
B

1
2
3
4
5 PRO IV
Tri Hendrik
Siti Zahron
Sri Supatmi
Suprihatin
Yuli P.
C
B
B
C
B
C
B
B
B
B
C
B
B
B
C
C
C
C
C
B
C
C
B
C
B

1
2
3
4
5 KONTRA IV
Sarji
Nia Ulfa
Ninik W
Nor Baety
Naning
C
B
C
B
B
C
B
B
C
B
B
B
C
B
C
C
C
B
C
B
B
B
B
B
B

Kategori nilai :
B ( baik ) = Siswa aktif berdiskusi ( berdebat )
C ( cukup ) = Siswa kurang aktif berdiskusi ( berdebat )
K ( kurang ) = Siswa tidak aktif berdiskusi ( berdebat )
Hasil debat pada siklus kedua ini dapat dikategorikan sebagai berikut :
1. Indikator bertanya rata – rata aktif dikategorikan B
2. Indikator berpendapat rata – rata aktif dikategorikan B
3. Indikator menyanggah rata – rata aktif dikategorikan B
4. Indikator menanggapi rata – rata kurang aktif dikategorikan C
5. Indikator keberanian rata – rata aktif dikategorikan B
Jika dipaparkan dalam prosentase akan terlihat hasil prosentase sebagai berikut :
1. Indikator Bertanya.
Keterangan F %
Aktif
Kurang Aktif
Pasif 26
14
- 65
35
Jumlah 40 100

2. Indikator Berpendapat.
Keterangan F %
Aktif
Kurang Aktif
Pasif 32
8
- 80
20
Jumlah 40 100

3. Indikator Menyanggah.
Keterangan F %
Aktif
Kurang Aktif
Pasif 28
12
- 70
30
Jumlah 40 100

4. Indikator Menanggapi.
Keterangan F %
Aktif
Kurang Aktif
Pasif 16
24
- 40
60
Jumlah 40 100

5. Indikator Keberanian.
Keterangan F %
Aktif
Kurang Aktif
Pasif 23
17
- 57,5
42,5
Jumlah 40 100



Ada peningkatan dari siklus I ke siklus II yang terlihat pada tabel berikut ini :
Indikator bertanya :
Keterangan Siklus I Siklus II Perubahan
Aktif
Kurang Aktif
Pasif 12,5
42,5
45 65
35
0 Naik
Turun
Turun

Indikator berpendapat :
Keterangan Siklus I Siklus II Perubahan
Aktif
Kurang Aktif
Pasif 22,5
52,5
25 80
20
0 Naik
Turun
Turun

Indikator menyanggah :
Keterangan Siklus I Siklus II Perubahan
Aktif
Kurang Aktif
Pasif 17,5
55
27,5 70
30
0 Naik
Turun
Turun

Indikator menanggapi :
Keterangan Siklus I Siklus II Perubahan
Aktif
Kurang Aktif
Pasif 25
25
50 40
60
- Naik
Naik
Turun

Indikator keberanian :
Keterangan Siklus I Siklus II Perubahan
Aktif
Kurang Aktif
Pasif 25
37,5
60 57,5
42,5
- Naik
Naik
Turun

Berdasarkan banyaknya siswa yang aktif berdebat maka secara umum pelaksanaan pembelajaran dengan metode dapat dilaksanakan dengan baik dan maksimal.
Terlihat ada prosentase yang mengalami kenaikan dari siklus I ke siklus II, dan pada masing – masing indikator rata – rata mendapat nilai yang masuk kategori B.
Jadi model II ini diberikan angket kepada siswa untuk mengetahui sebab masih adanya siswa yang kurang mengetahui sebab masih adanya siswa kurang aktif dalam berdebat. Dari 40 siswa, 38 mengisi angket. Dari hasil angket diketahui sebab – sebabnya antara lain :
Takut salah 27 %, ragu – ragu 20 %, malu 33 %, tidak memahami soal 20 %.
Dapat dilihat tingkatan sebab – sebab siswa kurang aktif berdebat, malu menempati rangking I, disusul takut salah menempati rangkin II dan ragu – ragu serta tidak memahami soal sama – sama menempati rangking III.


Kesimpulan hasil debat kelompok pro/kontra kelas XI
Materi PPKn siklus I
Materi : Potensi Diri
Judul debat : Ambisi Yang Tinggi Dapat Mendorong Kegagalan Dan Kesombongan

Dari berbagai pengertian bahwa potensi diri adalah merupakan suatu daya yang dimiliki manusia, tapi daya tersebut belum dimanfaatkan secara optimal. Oleh sebab itu yang menjadi tugas manusia yang berpotensi yaitu bagaimana mendayagunakan potensi tersebut untuk meraih prestasi. Karena itu dibutuhkan hal lain agar potensi tersebut dapat didayagunakan. Yang pertama, manusia mesti punya ambisi. Ambisi inilah yang mendorong orang untuk meraih keinginan. Ambisi yang tinggi ( ambisius ) dapat membawa kita pada kesombongan dan kegagalan. Terbukti bahwa orang yang ambisius banyak yang mengambil jalan pintas ( menghalalkan segala cara ) untuk mencapai keinginannya.
Kontra :
Bukan hanya ambisi yang tinggi yang dapat mendorong kegagalan tapi malas, kurang disiplin, mudah putus asa juga dapat mendorong kegagalan.

Kelompok II
Mengembangkan Potensi Diri
Judul debat :
Lingkungan pergaulan yang tidak baik menghalangi tercapainya prestasi.
Pengembangan potensi diri merupakan upaya peningkatan kekuatan – kekuatan yang ada dan meminimalkan kelemahan yang ada pada manusia. Sedangkan manfaat pengembangan potensi diri adalah mengembangkan kepribadian manusia yang terbentuk dari lahir, bawaan, bakat dan kepribadian manusia yang terbentuk dari pengaruh lingkungan. Sedangkan dalam pengembangan potensi diri maka muncul hambatan baik yang datang dari individu maupun dari lingkungan. Untuk itu butuh adanya kesiapan fisik dan mental yang memadai.
Pro :
Karena salah satu faktor pengembangan potensi diri adalah lingkungan.
Kontra :
Bukan hanya lingkungan yang tidak baik saja yang dapat menghalangi tercapainya prestasi, namum kurangnya kesiapan fisik dan mental yang kurang memadai dapat menghalangi tercapainya prestasi.



Kelompok III
Materi : Upaya Untuk Meraih Prestasi
Judul debat :
Mungkinkah halangan dan kegagalan justru menjadi pemicu bagi keberhasilan seseorang di masa yang akan datang. Prestasi yang diterima seseorang atas keberhasilan dalam bidang tertentu sehingga baik yang menerima maupun yang memberi sama – sama merasakan kebahagiaan. Pengakuan atas keberhasilan tersebut dan untuk mewujudkannya harus direncanakan dan dilaksanakan secara baik dan professional. Dan upaya untuk berprestasi merupakan peningkatan pemberdayaan dan pengembangan potensial diri yan terus menerus serta tidak mengenal waktu.
Pro :
Mungkin :
karena dengan halangan dan kegagalan, seseorang dapat mengetahui kekurangan dan kelemahannya. Sehingga mereka dapat memperbaiki apa yang menjadi kekurangan dan kelemahannya.
Kontra :
Tidak hanya halangan dan kegagalan saja yang dapat memicu keberhasilan seseorang, tapi niat, waktu, biaya juga dapat menjadi pemicu keberhasilan seseorang.

Kelompok IV
Materi : Kreatifitas dan Peluang
Judul debat :
“Mungkinkah impian manusia untuk dapat terbang menjadi kenyataan” ?
kreatifitas dapat menjadi kekuatan bagi kita untuk meraih prestasi. Agar menjadi orang yang kreatif kita mesti berpikiran terbuka, berani mencoba, ingin tahu yang tinggi dan tidak mudah menyerah.
Jika manusia ingin berkreatif maka harus dapat menemukan kiat – kiat meraih kesuksesan dan dapat menjadi kekuatan besar bagi manusia untuk meraih prestasi diberbagai bidang.
Pro :
Mungkin :
Karena kreatifitas akan dapa mewujudkan manusia terbang. Dengan kreatifitas maka orang akan berfikiran terbuka dan punya keyakinan bahwa segala sesuatu adalah : mungkin


Kontra :
Tidak mungkin :
Karena kalau tidak dibarengi dengan tehnologi canggih dan ilmu pengetahuan yang tinggi tak mungkin orang dapat terbang.

Siklus II
Kelompok I
Materi : Makna keterbukaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Topik debat : Penayangan Koruptor di TV
Kata keterbukaan mengandung makna keadaan terbuka yang memberi peluang masuknya apa saja yang sulit di saring. Pada era keterbukaan memberikan kesempatan seluas – luasnya kepada masyarakat untuk berperan lebih besar baik dibidang tehnologi, telekomunikasi maupun transparansi.
Pro :
Setuju dengan penayangan koruptor di TV, karena selama ini para koruptor belum bisa terjangkau oleh hukum, apalagi koruptor kelas kakap yang telah terbukti dan benar – benar merugikan bagi bangsa dan negara. Harus ditayangkan agar mereka jera dan tidak mengulangi perbuatannya lagi. Kita berharap cara ini menjadi pelajaran bagi buron maupun pelaku.
Kontra :
Tidak setuju karena dengan penayangan koruptor di TV akan berakibat kurang baik terhadap koruptor sendiri maupun keluarganya. Dan itu merupakan pelanggaran Hak Asasi Manusia. Bukankah setiap orang sejak lahir sudah memiliki hak kodrat pemberian Tuhan ? yang hak tersebut tidak bisa diganggu gugat oleh sesama orang ( siapapun )

Kelompok II
Materi : Pentingnya keterbukaan dan jaminan keadilan untuk memperkokoh persatuan dan
kesatuan bangsa
topik debat :
Perlukah hukuman mati di Indonesia diberlakukan ?
Adil adalah sendi pokok didalam masalah hukum, setiap orang dimanapun negaranya harus merasakan keadilan tanpa membedakan tingkat kedudukan, sosial, derajad dan keturunan. Setiap warga negara didalam suatu negara harus memperoleh jaminan keadilan dari negaranya. Setiap warga tidak diperlakukan sewenang – wenang melainkan diperlakukan sesuai dengan hukum yang berlaku.

Pro :
Perlunya hukuman mati di Indonesia untuk memberi pelajaran kepada pelanggar – pelanggar hukum berat. Dimana hukuman mati tersebut harus dilakukan mengingat untuk memberi lampu kuning kepada pelaku kejahatan yang lain.
Kontra :
Hukuman mati melanggar HAM
Indonesia negara hukum bukan negara islam

Kelompok III
Materi : Akibat penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan.
Judul debat
KKN penyebab utama terpuruknya kehidupan bangsa Indonesia.
Suatu pemerintahan dikatakan transparan / terbuka apabila dalam penyelenggaran pemerintahannya terdapat kebebasan aliran informasi dalam proses kelembagaan sehingga mudah dipahami bagi yang membutuhkan. Pemerintahan yang tidak transparan cepat atau lambat cenderung akan menuju ke pemerintahan yang korup, dictator, otoriter.
Pro :
Setuju karena KKN merupakan penyebab utama terpuruknya kehidupan bangsa ini. Bisa kita lihat, kerusakan hutan di luar pulau Jawa, disebabkan oleh maraknya kolusi antara pejabat dengan oknum – oknum illegal loging dan lain – lain.
Kontra :
Tidak setuju karena terpuruknya kehidupan bangsa ini tidak disebabkan oleh KKN saja tapi oleh akhlak, moral dari pemimpin yang mementingkan kepentingan sendiri dan hukum tidak bisa ditegakkan. ( rule of low ) ditanah air Indonesia ini.

Kelompok IV
Materi : Kepemerintahan yang baik.
Judul debat :
Hukum belum ditegakkan di Indonesia
Pemerintahan yang baik mestinya harus didukung pula oleh sistem administrasi negara yang baik juga. Upaya melakukan penyempurnaan sistem administrasi negara yang berlaku pada suatu negara secara menyeluruh.
Sangat bijaksana apabila tuntutan penyelenggaraan pemerintahan yang baik terutama ditujukan pada pembaharuan administrasi negara dan pembaharuan penegakan hukum.


Pro :
Suatu pemerintahan bila ingin disebut pemerintahan yang baik yang pertama – tama harus ditegakkan adalah hukum, dan adanya transparansi penyelenggaraan pemerintah. Dan di Indonesia hukum belum bisa ditegakkan terbukti masih banyaknya pelanggar hukum yang belum bisa terjamah oleh penegak hukum,bahkan penegak hukumpun banyak yang melanggar hukum.
Kontra :
Tidak setuju kalau di Indonesia hukum belum bisa ditegakkan, karena pemerintah sudah berupaya keras untuk mewujudkan penegak hukum, terbukti dari penyelesaian kasus – kasus yang berbau sara, exsekusi terhadap para teroris, dalang kerusuhan Poso dan. Lain – lain.



























BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di kelas XI IPS 1 dengan menggunakan metode diskusi model debat ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Pada siklus pertama belum bisa mencapai hasil seperti yang diharapkan, karena siswa cenderung masih bersifat pasif. Setelah ada motivasi maka pada pelaksanaan siklus kedua ada perubahan yang sangat berarti ke arah yang sangat baik 85% siswa sudah menunjukkan keberanian dalam proses diskusi.
B. SARAN
Metode diskusi dengan model debat ini ada baiknya jika dicoba untuk diterapkan pada sekolah-sekolah lain guna mengefektifkan proses belajar mengajar.


LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

1. Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: 2001: Bumi Aksara.
2. Kisyani Laksono, Teori Berbicara, Surabaya : 1994.
3. Abu Ahmadi, Psikologi Umum, Surabaya: 1982: PT Bina Ilmu
4. Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, Jakarta : 2002 Raja Grafindo Persada.
5. Dipodjojo, Pengembangan Ketrampilan Berbicara, Depdikbud, 1982: 47-59.
6. Depdiknas, Materi Pelatihan Terintegrasi Penelitian Tindakan Kelas. 2004.

JADWAL PENELITIAN

NO JENIS KEGIATAN JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pembuatan Proposal X
2. Persiapan Penelitian X
3. Observasi Kelas X
4. Implementasi tind. kelas X
5. Pelaksanaan siklus I X
6. Evaluasi X
7. Membuat Lap. Siklus I X
8. Pembuatan siklus II X
9. Evaluasi X
10. Membuat Lap. Siklus II X
11. Penyusunan Lap. Hasil Penelitian X
12. Pengadaan Pengiriman Lap. X




















RENCANA ANGGARAN PTK SMA NEGERI I BARAT

No. Jenis Kegiatan Volume Satuan Total Biaya
A. PERSIAPAN
1 Konsultasi 6 20.000,00 120.000,00
2 Penyusunan Proposal 6 25.000,00 150.000,00
3 Pengetikan Proposal 20 150.000,00 50.000,00
4 Penggandaan Proposal 120 2.500,00 18.000,00
5 Konsumsi 3 10.000,00 30.000,00
6 Transportasi 3 20.000,00 60.000,00
428.000,00
B. PENYUSUNAN LAPORAN
1 Penyusunan Laporan 2 25.000,00 50.000,00
2 Pengetikan Laporan 100 1.500,00 150.000,00
3 Penggandaan Laporan 700 150,00 105.000,00
4 Penjilidan Laporan 7 5.000,00 35.000,00
5 Penyerahan Laporan 2 100.000,00 200.000,00
540.000,00
C.RAPAT DAN KOORDINASI
1 Transportasi Koordinasi 2 50.000,00 100.000,00
2 Konsumsi Koordinasi 2 25.000,00 50.000,00
150.000,00
D. LAIN – LAIN
1 Pembinaan 2 150.000,00 300.000,00
2 Penggandaan CD 2 10.000,00 20.000,00
3 Dokumentasi 1 62.000,00 62.000,00
382.000,00

T O T A L 1.500.000,00








RENCANA PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Kewarganegaraan
Tema : Prestasi diri
Unit : 1 ( satu )
Sekolah : SMA NEGERI I Barat
Kelas/Semester : XI IPS 1/ Ganjil
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
1. Standar Kompetensi : Kemampuan membiasakan untuk mencari, menyerap, menyampaikan dan menggunakan informasi tentang prestasi diri.
2. Kompetensi Dasar : Kemampuan menunjukkan prestasi
3. Indikator : - Mengemukakan pendapat
- Mengidentifikasi peluang dalam prestasi
- Menunjukkan semangat berprestasi
- Berprestasi dalam berbagai aktifitas
4. Skenario Pembelajaran :
No. Kegiatan Waktu Metode
1. Pendahuluan
1. Guru menyampaikan persepsi tentang Prestasi Diri.
2. Guru menyampaikan pentingnya prestasi
3. Guru menjelaskan kompetensi yang akan dicapai.
5 menit
Pemodalan
2. Inti
1. Guru membagi kelas menjadi 8 kelompok.
2. Guru membagi materi yang membedakan pada tiap kelompok.
3. Siswa membentuk kelompok pro dan kontra
4. setiap kelompok menyampaikan gagasan tentang materi yang akan didebatkan baik yang pro maupun kontra.
80 menit

Diskusi

No. Kegiatan Waktu Metode
5. Gagasan – gagasan tersebut ditanggapi oleh pro maupun kontra
3. Penutup
1. Repleksi
2. Guru menyimpulkan
3. penugasan
5 menit
Inkuiri

5. Sumber bacaan : Buku paket PKN kelas XI / buku literatur lainnya.
6. Penilaian : Penilaian proses




Barat, Juli 2006
Mengetahui
Kepala SMA Negeri1 Barat Guru Bidang Studi



Drs. DJAMAL, MM MARIYON, S.Pd
NIP. 130 682 511 NIP. 131 602 172













RENCANA PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Kewarganegaraan
Tema : Prestasi diri
Unit : 1 ( satu )
Kelas/Semester : XI IPA/ Ganjil
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
1. Standar Kompetensi : Kemampuan membiasakan untuk mencari, menyerap,
menyampaikan dan menggunakan informasi tentang prestasi diri.
2. Kompetensi Dasar : Kemampuan menunjukkan prestasi
3. Indikator : - Mengemukakan pendapat
- Mengidentifikasi peluang dalam prestasi
- Menunjukkan semangat berprestasi
- Berprestasi dalam berbagai aktifitas
4. Skenario Pembelajaran :
No. Kegiatan Waktu Metode
1. Pendahuluan
1. Guru menyampaikan persepsi tentang Prestasi Diri.
2. Guru menyampaikan pentingnya prestasi
3. Guru menjelaskan kompetensi yang akan dicapai.
5 menit
Pemodalan
2. Inti
1. Guru membagi kelas menjadi 8 kelompok.
2. Guru membagi materi yang membedakan pada tiap kelompok.
3. Siswa membentuk kelompok pro dan kontra
4. setiap kelompok menyampaikan gagasan tentang materi yang akan didebatkan baik yang pro maupun kontra.
80 menit

Diskusi

No. Kegiatan Waktu Metode
5. Gagasan – gagasan tersebut ditanggapi oleh pro maupun kontra
3. Penutup
4. Repleksi
5. Guru menyimpulkan
6. penugasan
5 menit
Inkuiri

5. Sumber bacaan : Buku paket / buku literatur lainnya.
6. Penilaian : Penilaian proses




Ponorogo, 2006
Mengetahui
Kepala SMA Negeri1 Kauman Guru Bidang Studi



Drs. HARIYADI SUSENO, S.Pd
NIP. 131661648 NIP. 131903548


RENCANA ANGGARAN PTK

NO JENIS KEGIATAN Volume Satuan Total Biaya
A. PERSIAPAN
1 Konsultasi 6 20.000,00 120.000,00
2 Penyusunan Proposal 6 25.000,00 150.000,00
3 Pengetikan Proposal 20 2.500,00 50.000,00
4 Penggandaan Proposal 120 150,00 18.000,00
5 Konsumsi 3 10.000,00 30.000,00
6 Transportasi 3 20.000,00 60.000,00
428.000,00
B. PENYUSUNAN LAPORAN
1 Penyusunan Laporan 2 25.000,00 50.000,00
2 Pengetikan Laporan 100 1.500,00 150.000,00
3 Penggandaan Laporan 700 150,00 105.000,00
4 Penjilidan Laporan 7 5.000,00 35.000,00
5 Penyerahan Laporan 2 100.000,00 200.000,00
540.000,00
C. RAPAT DAN KOORDINASI
1 Transportasi Koordinasi 5 20.000,00 100.000,00
2 Konsumsi Koordinasi 5 10.000,00 50.000,00
150.000,00
D. LAIN – LAIN
1 Pembinaan 2 100.000,00 200.000,00
2 Penggandaan CD 2 10.000,00 20.000,00
3 Kaset Murottal 1 22.000,00 22.000,00
4 Cadangan 1 140.000,00 140.000,00
382.000,00

T O T A L 1.500.000,00




CURRICULUM VITAE


1. Nama : MARIYON, S.Pd.
Tempat/Tanggal Lahir : Magetan, 3 Mei 1965
NIP : 131 602 172
Unit Kerja : SMA NEGERI I BARAT – MAGETAN
Alamat Unit Kerja : Jl. Pasar Legi – Barat - Magetan
Alamat Rumah : Jl. Raya 69 Kel. Tebon, Kec. Barat, Magetan
Nomor Telepon : (0351) – 868869

2. Nama : SUSENO, S.Pd.
Tempat/Tanggal Lahir : Ponorogo, 30 Desember 1965
NIP : 131 903 548
Unit Kerja : SMA NEGERI I KAUMAN – PONOROGO
Alamat Unit Kerja : Ds. Carat, Kec. Kauman, Ponorogo
Alamat Rumah : Jl. Niken Gandini No. 28 Ponorogo
Nomor Telepon :












RINGKASAN HASIL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(PTK)

PENCIPTAAN MINAT BELAJAR PKn TERHADAP SISWA KELAS XI.IPS 1 SMA NEGERI 1 BARAT-MAGETAN MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN METODE DEBAT






O
L
E
H






Nama Ketua Tim Peneliti : M A R I Y O N, S.Pd

Anggota Peneliti : S U S E N O, S.Pd








WORKSHOP PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK )
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROPINSI JAWA TIMUR
DI BATU TANGGAL 1 s/d 5 JULI 2006




BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.

Pendidikan di Indonesia saat ini sedang menghadapi masalah yang sangat serius yaitu rendahnya mutu pendidikan. Pemerintah telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia dngan menerapkan kurikulum baru yaitu Kurikulum Berbasis Kopetensi (KBK) yang sering disebut Kurikulum 2004. Dimana dalam Kurikulum 2004 siswa diharapkan dapat belajar dengan tuntas . Selain itu diharapkan siswa mampu menunjukkan kecakapan hidup yang dimiliki, dan mampu berkompetensi dengan temanya. Salah satu dari kecakapan hidup itu adalah keberanian mempertahankan pendapat. Siswa dituntut mampu mengungkapkan pendapatnya sehingga proses belajar akan terlaksana dengan baik dan optimal.
Harapan yang lain siswa akan terlatih untuk berfikir kreatif dan mampu beradu pendapat pada masalah yang dihadapi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang Masalah yang kami kemukakan diatas, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut :
1. Sejauh mana siswa dapat menciptakan minat belajar PKn melalui pembelajaran dengan metode DEBAT.
2. Bagaimana memotivasi belajar siswa agar menjadi siswa yang aktif kreatif.

C. T u j u a n
Tujuan ayang ingin dicapai dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah :
1. Menciptakan peningkatan prestasi belajar PKn setelah diterapkanya pembelajaran kooperatif model DEBAT.
2. Mengetahui seberapa jauh daya kreatif dan minat belajar PKn setelah siswa mendapat metode pembelajaran model DEBAT.
D. Manfaat dan hasil Penelitian.
Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi :
1. Siswa.
Siswa dapat termotivasi dan berani mengungkapkan dan mempertahankan pendapatnya.
2. Guru.
Guru dapat menambah wawasan mengenai strategi pembelajaran.
3. Sekolah.
Sebagai masukan bagi sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.
4. Pengembang Kurikulum.
Sebagai masukan bagi pengembang Kurikulum dalam upaya penyempurnaan Kurikulum.














BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN RENCANA TINDAKAN
A. Kajian Pustaka.

Metode mengajar yang dikuasai guru sangat berpengaruh pada proses belajar mengajar . Banyak sekali jenis metode yang bisa digunakan dalam proses belajar mengajar missalnya ceramah, Tanya jawab, Debat, diskusi, demonstrasi, eksperimen dan lainnya. Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan, untuk itu guru harus bisa memilih metode yang cocok dengan materi sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
B. Rencana Tindakan
Rencana tindakan yang dapat digunakan untuk mengatasai hal di atas adalah dengan menggunakan metode pembelajaran dengan model debat kedalam kegiatan belajar mengajar
Dalam debat, pemimpin berhak menentukan apakah angggota kelompok (khalayak) dapat bertanya kepada peserta debat (pembicara ) atau tidak, selain itu pemimpin debat ( Pemandu) juga berhak menentukan apakah pengunjung boleh mengutarakan pendapat. Pemandu juga bertanggungjawab terhadap pengaturan waktu dan terlibatnya jalan perdebatan. Sebelum pelaksanaan debat panitia harus menentukan sebuah masalah yang mengundang perdebatan. Panitia kemudian menyiapkan dua kelompok yang bersedia memperdebatkan masalah yang sudah ditentukan. Kelompok A (pendukung ) terdiri atas orang-orang yang menyetujui masalah-masalah itu, sedangkan kelompok B (Penyangggah) merupakan kelompok yang tidak menyetujui masalah itu.
Cara pembelajaran dengan metode dabat ini sangat membantu siswa, karena siswa mempunyai tanggung jawab menyampaikan hasil debat dari kelompok inti ke kelompok asal. Jadi siswa akan bisa terlatih untuk menyampaikan hasil-hasil debat dan akan terlatih keberanianya, dan daya pikirnya.

BAB III
METODE PENELITIAN
A. SETTING PENELITIAN
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Barat yang berlokasi di desa Blaran, Kecamatan Barat Kabupaten Magetan. Penelitian di laksanakan berkolaborasi antara dua orang guru dengan mata pelajaran yang sama yaitu mata pelajaran PKn. Subyek penelitian yang diambil adalah kelas XI IPS 1. untuk SMA NEGERI I Barat Magetan dan kelas XI IPA untuk SMA NEGERI I Kauman Ponorogo. Waktu pelaksanaan semester 1 tahun pelajaran 2006/2007.
B. PERSIAPAN PENELITIAN
Pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini menggunakan metode debat dengan persiapan :
1. Pembuatan instrumen penelitian
2. Mempersiapkan materi Debat, kelas X1 IPS 1 tentang prestasi diri.
3. Pembuatan perangkat penilaian
4. Lembar observasi.
Untuk memperlancar pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini kami telah mempersiapkan instrumen dan penilaian.
C. SIKLUS PENELITIAN
1. Perencanaan
Mempersiapkan konsep materi yang akan di jadikan bahan debat / adu pendapat.
Siswa di beri permasalahan mengenai prestasi diri. Selanjutnya membentuk 2 kelompok yang bersedia memperdebatkan masalah yang sudah ditentukan Kelompok A ( Pendukung ) terdiri atas anak-anak yang menyetujui masalah-masalah itu, sedangkan kelompok B ( Penyangggah ) merupakan kelompok yang tidak menyetujui masalah itu.
2. Langkah-langkah
2.1 Langkah Utama (Action dan Observasi)
Sebelum dimulai para peserta diberi petunjuk bagan debat seperti dibawah ini
















Bagan Debat
Tata cara debat
(a) Pembicara 1 dari kelompok A diberi kesempatan + delapan menit untuk mengajukan pendapat dan alasan-alasan mengapa kelompoknya menyetujui masalah yang diperdebatkan.
(b) Pembicara 1 dari kelompok B diberi kesempatan selama + delapan menit untuk mengutarakan pendirian kelompok mereka yang menolak masalah yang diperdebatkan.
(c) Pembicara 2 dari kelompok A diberi kesempatan + delapan menit untuk menambah penjelasan mengenai pendirian kelompoknya.
(d) Pembicara 2 dari kelompok B diberi kesempatan untuk memperjelas dan menambah alasan-alasan yang menolak atau tidak menyetujui masalah yang diperdebatkan selama + delapan menit.
(e) Pembicara 1 dari kelompok B diberi kesempatan untuk menanggapi pendapat kelompok A. Sifat pembicaraanya menangkis apa yang diutarakan kelompok A. Kelemahan-kelemahan dan alasan kelompok A (Pendukung) diserangnya, sementara itu pembicara akan lebih menunjukkan alasan-alasan yang menolak masalah yang diperdebatkan. Kelompok penyanggah (B) yang diwakili oleh pembicara 1 ini harus berusaha mempengaruhi khalayak supaya berpihak pada kelompoknya. Kesempatan yang diberikan kepada pembicara 1 dari kelompok B ini + empat menit.
(f) Pembicara 1 dari kelompok A diberi kesempatan untuk menangkis alasan-alasan yang diutarakan kelompok B dengan alasan-alasan dan bukti-bukti yang kuat. Waktu yang digunakan oleh pembicara 1 kelompok A ini + empat menit.
(g) Kesempatan + empat menit terakhir bagi pembicara 2 dari kelompok B digunakan untuk membuat simpulan dan sekaligus menolak serta menandaskan alasan-alasan kelompoknya.
(h) Kesempatan + empat menit terakhir bagi pembicara 2 dari kelompok A digunakan untuk menangkis, menambah alasan, menunjukkan kelemahan lawan, membuat simpulan, dan menunjukkan bahwa pendirian kelompoknya adalah benar.
2.2 Langkah Penutup
Guru memberikan penilaian kelompok-kelompok siswa melakukan debat. Selain itu juga menyimpulkan hasil analisa yang diamati pada siklus pertama ini.
D. PEMBUATAN INSTRUMEN
Untuk mendapatkan data yang valid dan akurat dari siswa, guru, kolaborator, dan proses KBM, peneliti menggunakan instrumen yang berupa :
1. Catatan langkah yang meliputi : persiapan, pelaksanaan dan penilaian.
2. Lembar evaluasi
3. Lembar observasi
E. ANALISIS DAN REFLEKSI
Data yang akan dicatat dalam tiap langkah meliputi :
1. Keaktifan siswa dalam memahami materi dan mencari sumber-sumber materi.
2. Keaktifan siswa dalam berdebat.
3. Kesimpulan hasil adu pendapat.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
HASIL PENELITIAN KELAS XI IPS1.
1. SIKLUS I
a. Perencanaan
Langkah awal yaitu memberikan topik permasalahan prestasi diri yang akan diperdebatkan untuk mengetahui seberapa jauh siswa menguasai materi. Topik permasalahan yang akan diperdebatkan berjudul “PERLU ATAU TIDAK INDONESIA MENGIKUTI KONTES MISS UNIVERSE”. Selanjutnya menugaskan siswa untuk mencari buku-buku penunjang dan sumber-sumber lain yang relevan dengan topik prestasi diri. Langkah berikutnya menentukan jalannya pelaksanaan perdebatan.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran model debat dilaksanakan pada hari Sabtu 19 Agustus 2006 pada jam ke-1 dan ke-2. Dengan memperhatikan prosedur dan penerapan langkah-langkah, maka pelaksanaan perdebatan dimulai dengan membagi 2 kelompok pro dan kontra. Kemudian tiap kelompok baik pro maupun kontra diwakili oleh masing-masing 2 anak sebagai kelompok inti sedangkan yang lain memposisikan diri sebagai kelompok asal ( khalayak ). Langkah selanjutnya masing-masing kelompok akan mempertahankan pendapatnya sesuai dengan argumentasinya masing-masing.
c. Pengamatan
Untuk melihat keberhasilan penelitian ini, dalam melakukan pengamatan peneliti menentukan indikator-indikator yang relevan dengan pembelajaran metode debat. Indikator itu antara lain keberanian berpendapat, keberanian bertanya, keberanian menyanggah, keberanian menanggapi.
Selama pelaksanaan pembelajaran model debat, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat hasilnya kedalam tabel nilai huruf, sebagai berikut :
Tabel 1.2 : Laporan Hasil Penelitian Siklus I
Tema : Prestasi Diri
Topik : PERLU ATAU TIDAK INDONESIA MENGIKUTI KONTES MISS UNIVERSE
Kelompok : A (Pro / Pendukung)
Anggota : 1. Dyah Ayu Purnama S
2. Tri Ratnawati
Kelompok : B (Kontra / Penyanggah)
Anggota : 1. Mukhamad Iis Budi H
2. Weda Yana Winusa
Moderator : Mariyon
No.
Keberanian
Berpendapat Keberanian
Bertanya Keberanian
Menyanggah Keberanian
Menanggapi Ket
1. ANA PUJI S C B A B
2. ANDIK RIO N B A B A
3. ANDIQ SETIYONO B A B B
4. ANNAS PUGUH P A B A B
5. ARIF ZAINULLAH B A B B
6. ARIK KRISDIANTO A B C A
7. BAMBANG ARI B C C B B
8. DEWI WIDIASTUTI C B B B
9. DIAH AYU P A A A A
10. DWI NURVIYANTO B B B B
11. EDI PURWANTO C A A B
12. EKA NOVIANI B B A B
13. EKO ABRIANTO B A B B
14. ENDAH ERNAWATI B B A A
15. ENDAH SETIANI A B B B
16. ERNA EKAWATI B C B B
17. HERI DWI C B B B B
18. HERMANTO B A B B
19. INTAN DWI A B B A B
20. JAROT BAYU P A B B B
21. KRISTIORINI B B C B
22. M HALIM NUR B B B B
23. MARETA H A C A B
24. MUKHAMAD IBH B B B B
25. NANANG RIANTO C B B A
26. NANING MALIKAH B A A B
27. NEILI RIA C B B B
28. NOVI ARTIKA B B B A
29. PRAMADA B A B A B
30. PUTRI SUKMA N B B B B
31. RAHMAT D C C B B
32. RIBKAH P B C A A
33. RISKA YULIANA A B B B
34. RISMA PUJI A B B B B
35. RUDIANTORO B B B B
36. SLAMET A B A C A
37. SLAMET W B B B B
38. SRI MARYATI A B B B
39. SUBEKTI E.S B B B B
40. SUWANTO A B C B
41. SAHFITRI RW B B B B
42. TONI PK B C B B
43. TRI RATNAWATI A B B A
44. WEDA Y.W B B B B
45. WURI R B B C B
46. YOYOK B B B B C

Katagori Nilai :
A ( Baik ) = Siswa aktif berdiskusi
B ( Cukup ) = Siswa kurang aktif berdiskusi
C ( Kurang ) = Siswa tidak aktif berdiskusi
Jika dipaparkan dalam prosentase maka akan terlihat hasil prosentase sebagai berikut :
1. Indikator Keberanian Berpendapat :
Keterangan Jumlah Anak %
Aktif 11 23%
Kurang Aktif 28 61%
Pasif 7 16%
Jumlah 46 100%

2. Indikator Keberanian Bertanya :
Keterangan Jumlah Anak %
Aktif 9 20%
Kurang Aktif 31 67%
Pasif 6 13%
Jumlah 46 100%

3. Indikator Keberanian Menyanggah :
Keterangan Jumlah Anak %
Aktif 11 23%
Kurang Aktif 30 67%
Pasif 5 10%
Jumlah 46 100%

4. Indikator Keberanian Menanggapi :
Keterangan Jumlah Anak %
Aktif 9 20%
Kurang Aktif 36 78%
Pasif 1 2%
Jumlah 46 100%
d. Refleksi.
Dari data di atas secara umum dapat direfleksikan bahwa hasil belajar dengan metode diskusi model debat pada siklus yang pertama ini belum bisa dilaksanakan secara maksimal, ini bisa dilihat pada hasil presentasi siswa yang aktif masih sedikit dibandingkan dengan prosentase siswa yang kurang aktif dalam tiap-tiap indikator. Secara rata-rata keberhasilan yang dicapai masih kurang dari 70%. Dilihat dari kategori rata-rata nilai yang diperoleh pada tiap indikator adalah B dan C.
Untuk dapat meningkatkan keaktifan siswa kami membuat perencanaan kembali untuk siklus ke II dengan materi yang berbeda. Motivasi-motivasi dan penguatan-penguatan kami berikan untuk menggali keberanian siswa.
2. Siklus II
Tabel II : Laporan Hasil Diskusi Siklus II
Topik : SETUJU ATAU TIDAK BAHWA MENTALITAS SEBAGIAN BESAR MASYARAKAT INDONESIA ADALAH MENTALITAS JALAN PINTAS
Kelompok : A (Pro / Pendukung)
Anggota : 1. Dwi Nurvianto
2. Intan Dwi A
Kelompok : B (Kontra / Penyanggah)
Anggota : 1. Jarot Bayu P
2. Novi Artika
Moderator : Mariyon
No.
Keberanian
Berpendapat Keberanian
Bertanya Keberanian
Menyanggah Keberanian
Menanggapi Ket
1. ANA PUJI S A A B A
2. ANDIK RIO N A A A A
3. ANDIQ SETIYONO A A B A
4. ANNAS PUGUH P B B B A
5. ARIF ZAINULLAH A A A A
6. ARIK KRISDIANTO A A A A
7. BAMBANG ARI B A A B A
8. DEWI WIDIASTUTI A B A A
9. DIAH AYU P B A A A
10. DWI NURVIYANTO A A A A
11. EDI PURWANTO A A B A
12. EKA NOVIANI B A A A
13. EKO ABRIANTO B A A A
14. ENDAH ERNAWATI A B A A
15. ENDAH SETIANI A A B B
16. ERNA EKAWATI A A A A
17. HERI DWI C A A A A
18. HERMANTO A A B A
19. INTAN DWI A A B A B
20. JAROT BAYU P A A A A
21. KRISTIORINI A A B A
22. M HALIM NUR A A A A
23. MARETA H A B B B
24. MUKHAMAD IBH A B A A
25. NANANG RIANTO C A B A
26. NANING MALIKAH A A A A
27. NEILI RIA B A B B
28. NOVI ARTIKA A A A A
29. PRAMADA B A A A A
30. PUTRI SUKMA N A B A A
31. RAHMAT D C A B B
32. RIBKAH P A A A A
33. RISKA YULIANA A A A B
34. RISMA PUJI A A B A A
35. RUDIANTORO B A A A
36. SLAMET A A A A A
37. SLAMET W A A B B
38. SRI MARYATI A A A A
39. SUBEKTI E.S B B A A
40. SUWANTO A A A B
41. SAHFITRI RW A A A A
42. TONI PK A B A A
43. TRI RATNAWATI A A A B
44. WEDA Y.W A A A A
45. WURI R A A A A
46. YOYOK B A B A B

Katagori Nilai :
A ( Baik ) = Siswa aktif berdiskusi
B ( Cukup ) = Siswa kurang aktif berdiskusi
C ( Kurang ) = Siswa tidak aktif berdiskusi
Jika dipaparkan dalam prosentase maka akan terlihat hasil prosentase sebagai berikut :
1. Indikator Keberanian Berpendapat :
Keterangan Jumlah Anak %
Aktif 37 80%
Kurang Aktif 7 15%
Pasif 2 5%
Jumlah 46 100%
2. Indikator Keberanian Bertanya :
Keterangan Jumlah Anak %
Aktif 35 75%
Kurang Aktif 11 25%
Pasif - -
Jumlah 46 100%

3. Indikator Keberanian Menyanggah :
Keterangan Jumlah Anak %
Aktif 33 71%
Kurang Aktif 13 29%
Pasif - -
Jumlah 46 100%

4. Indikator Keberanian Menanggapi :
Keterangan Jumlah Anak %
Aktif 36 78%
Kurang Aktif 10 22%
Pasif - -
Jumlah 46 100%

Dengan melihat data seperti di atas maka ada peningkatan dari siklus I ke siklus II seperti yang terlihat pada tabel berikut ini :
1. Indikator Keberanian Berpendapat :
Uraian Siklus I Siklus II Perubahan
Aktif 23% 80% Naik
Kurang Aktif 61% 15% Turun
Pasif 16% 5% Turun

2. Indikator Keberanian Bertanya :
Uraian Siklus I Siklus II Perubahan
Aktif 20% 75% Naik
Kurang Aktif 67% 25% Turun
Pasif 13% 0% Turun
3. Indikator Keberanian Menyanggah :
Uraian Siklus I Siklus II Perubahan
Aktif 23% 71% Naik
Kurang Aktif 67% 29% Turun
Pasif 10% 0% Turun

4. Indikator Keberanian Menanggapi :
Uraian Siklus I Siklus II Perubahan
Aktif 20% 78% Naik
Kurang Aktif 78% 22% Turun
Pasif 2% 0% Turun

REFLEKSI
Dilihat dari banyaknya siswa yang aktif maka secara umum pelaksanaan pembelajaran dengan metode debat ini dapat dilaksanakan dengan baik dan maksimal. Data keberhasilan itu bisa dilihat pada masing-masing indikator yang rata-rata masuk kategori A. Nilai tersebut berdasarkan taraf keberhasilan belajar kualifikasinya baik. Dilihat dari prosentase tiap-tiap indikator rata-rata mengalami kenaikan dari siklus I ke siklus II. Dengan demikian maka pembelajaran melalui diskusi model debat ini bisa dikatakan berhasil.
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts



 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. GUS AFLACH - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger