Home » » PTK Matematik

PTK Matematik

Written By Aflach Perdana Putra on Sabtu, 08 Mei 2010 | 21.41

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang Masalah
Mata pelajaran matemetika diberikan kepada peserta didik untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif.
Salah satu tujuan diberikannya pelajaran matematika pada siswa SMP adalah agar siswa memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran matematika yang mencakup masalah tertutup dengan solusi tunggal dan masalah dengan berbagai cara penyelesaian. Untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah perlu dikembangkan keterampilan memahami masala, membuat model matematika, menyelesaikan masalah, dan menafsirkan solusinya.
Bagian yang terpenting dalam pembelajaran matematika adalah mengembangkan pengertian dan memikirkan strategi apa yang digunakan untuk memecahkan masalah. Hal ini tidak cukup bagi guru hanya memberikan informasi untuk diingat, tetapi siswa perlu untuk mengerti, tahu bagaimana menggunakan dan menerapkan konsep matematika untuk memecahkan persoalan dalam keseharian.
Trigonometri merupakan salah satu materi pokok matematika yang dipandang sulit dipahami oleh siswa SMP, khususnya pada sub pokok bahasan sketsa grafik fungsi trigonometri, masalah yang timbul adalah : Bagaimanakah mengembangkan strategi pembelajaran trigonometri khususnya grafik fungsi trigonometri yang dapat memudahkan siswa untuk memahami konsep pemecahan masalah yang berkaitan dengan grafik fungsi trigonometri.
Dari masalah yang sering menjadi pertanyaan pada diri penulis / peneliti ketika mengajar itulah yang mendorong penulis untuk merasa perlu mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR) yang diberi judul “Media Transvisi Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Grafik Fungsi Trigonometri pada siswa SMP Negeri 1 Jombang”.

1.2 Identifikasi Masalah
Atas dasar uraian diatas, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut :
Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran matematika.
1. Bagian yang terpenting dalam pembelajaran matematika adalah mengembangkan pengertian dan memikirkan strategi apa yang digunakan untuk memecahkan masalah.
2. Trigonometri merupakan salah satu materi pokok matematika yang dipandang sulit dipahami oleh siswa SMP, khususnya pada sub pokok bahasan sketsa grafik fungsi trigonometri.
3. Bagaimanakah mengembangkan strategi pembelajaran trigonometri khususnya grafik fungsi trigonometri yang dapat memudahkan siswa untuk memahami konsep pemecahan masalah yang berkaitan dengan grafik fungsi trigonometri.

1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, masalah yang dapat diangkat dalam penelitian ini adalah :
“Bagaimanakah meningkatkan kualitas pembelajaran sketsa grafik fungsi trigonometri pada siswa SMP Negeri 1 Jombang”.

1.4 Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada pembelajaran trigonometri, khususnya sub pokok bahasan grafik fungsi trigonometri.


1.5 Tujuan Penelitian
1. Meningkatkan daya abstraksi siswa untuk memahami dan menerapkan grafik fungsi trigonometri dalam memecahkan masalah matematika pada umumnya dan trigonometri pada khususnya.
2. Membantu guru dan siswa menggunakan dan memilih alat Bantu pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan daya abstraksi siswa.

1.6 Manfaat Penelitian
1. Bagi Guru; Untuk meningkatkan kreativitas dalam mengembangkan pola pembelajaran di kelas.
2. Bagi Siswa; Mengantarkan siswa untuk mudah memahami materi matematika dengan yang kongkrit dengan menyenangkan, mengasyikkan, serta mencerdaskan siswa.



















BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Standar Kompetensi Matematika
Standar kompetensi adalah batas dan arah kemampuan yang harus dimiliki dan dapat dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, suatu mata pelajaran tertentu. Cakupan materi yang terkandung dalam setiap standar kompetensi cukup luas dan terkait dengan konsep yang ada dalam suatu mata pelajaran.
Standar kompetensi mata pelajaran matematika adalah kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa sebagai hasil dari mempelajari mata pelajaran matematika, yang telah dirumuskan oleh Depdikbud sebagai berikut :
1. Menggunakan operasi dan sifat serta memanipulasi aljabar dalam pemecahan masalah dengan bentuk pangkat, akar, logaritma, persamaan kuadarat dan fungsi kuadrat, sistem persamaan linier-kuadrat, pertidaksamaan satu variabel, logika matematika.
2. Menggunakan perbandingan, fungsi, persamaan dan identitas trigonometri dalam pemecahan masalah.
3. Menggunakan sifat dan aturan geometri dalam menentukan kedudukan titik, garis dan bidang, jarak, sudut dan volume.
4. Menggunakan aturan statistika dalam menyajikan dan meringkas data dengan berbagai cara serta memberi tafsiran, menyusun, dan menggunakan kaidah pencacahan dalam menentukan banyak kemungkinan, dan menggunakan aturan peluang dalam menafsirkan peluang kejadian majemuk.
5. Menggunakan manipulasi aljabar untuk merancang rumus trigonometri dan menyusun bukti.
6. Menyusun dan menggunakan persamaan lingkaran beserta garis singgungnya, menggunakan algoritma pembagian, teorema sisa dan teorema faktor dalam menyelesaikan masalah, menggunakan operasi dan manipulasi aljabar dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan komposisi dan fungsi invers.
7. Menggunakan konsep limit fungsi dan turunan dalam pemecahan masalah.
8. Menggunakan konsep integral dalam pemecahan masalah.
9. Merancang dan menggunakan model matematika program linier serta menggunakan sifat dan aturan yang berkaitan dengan barisan, deret, matriks, vector, transformasi, fungsi eksponen dan logaritma dalam pemecahan maslah.

2.2 Peningkatan Kualitas Pembelajaran Matematika
Proses interaksi dalam rangka memahami suatu fakta, konsep dan prinsip, serta dapat menggunakan atau menerapkan fakta, konsep dan prinsip tersebut pada situasi nyata merupakan bentuk dari pembelajaran matematika.
Bagian terpenting dalam pembelajaran matematika adalah mengembangkan pengertian dan memikirkan strategi apa yang digunakan untuk memecahkan masalah. Hal ini tidak cukup bagi guru hanya memberikan informasi untuk diingat, tetapi siswa perlu untuk mengerti dan tahu bagaimana menggunakan dan menerapkan konsep matematika untuk memecahkan persoalan dalam keseharian.
Agar kualitas pembelajaran matematika dan potensi siswa dapat berkembang secara optimal, guru perlu mempertimbangkan hal-hal yang berkaitan dengan siswa berikut ini :
1. Siswa akan belajar jika mendapatkan motivasi dari guru.
Kegiatan yang seharusnya dilakukan guru matematika :
a. Menyediakan kegiatan yang menyenangkan.
b. Memperhatikan keinginan siswa.
c. Membangun pengertian melalui apa yang diketahui.
d. Menciptakan suasana kelas yang mendukung dan merangsang belajar
e. Memberikan kegiatan yang menantang.
f. Menghargai kegiatan yang memberikan harapan keberhasilan.
g. Menghargai setiap pencapaian siswa.
2. Siswa senang belajar dengan caranya sendiri, yang meliputi :
a. Siswa belajar dengan cara yang berbeda dan dengan kecepatan yang berbeda pula.
b. Tiap siswa memerlukan pengalaman tersendiri yang berhubungan dengan pengalaman di waktu lampau.
c. Tiap siswa mempunyai latar belakang sosial-ekonomi-budaya yang berbeda.
Kegiatan yang seharusnya dilakukan guru matematika :
a. Berusaha mengetahui kelebihan dan kekurangan siswanya.
b. Merencanakan kegiatan yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.
c. Membangun pengetahuan dan keterampilan siswa baik yang dia peroleh di sekolah maupun di rumah.
d. Merencanakan dan menggunakan catatan kemajuan siswa (assessment).
3. Siswa belajar secara mandiri dan melalui kerja sama.
Kegiatan guru matematika dalam mengemas pembelajaran haruslah memberikan kesempatan kepada siswanya untuk :
a. Belajar dalam kelompok sehingga siswa dapat melatih kerjasama.
b. Belajar secara klasikal memberikan kesempatan untuk saling menentukan gagasan.
c. Memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan kegiatan yang akan dilakukan.
d. Belajar bagaimana cara belajar.
4. Siswa memerlukan konteks dan situasi yang berbeda dalam belajarnya.
Kegiatan guru dalam mengemas pembelajaran matematika seharusnya :
a. Menyediakan dan menggunakan berbagai alat peraga.
b. Membelajarkan siswa untuk belajar matematika diberbagai tempat dan kesempatan.
c. Membelajarkan siswa menggunakan matematika untuk berbagai keperluan.
d. Mengembangkan sikap siswa menggunakan matematika sebagai alat untuk memecahkan problematika baik di sekolah maupun di rumah.
e. Membantu siswa merefleksikan kegiatan matematikanya.

2.3 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Trigonometri
Standar kompetensi yang akan dicapai atau dimiliki siswa setelah mempelajari materi pokok trigonometri adalah sebagai berikut :
1. Menggunakan perbandingan, fungsi, persamaan, dan identitas trigonometri dalam pemecahan masalah.
2. Menggunakan manipulasi aljabar untuk merancang rumus trigonometri dan menyusun buku.
Kompetensi dasar yang akan dicapai atau dimiliki siswa setelah mempelajari materi pokok trigonometri adalah sebagi berikut :
1. Menggunakan sifat dan aturan fungsi trigonometri, rumus sinus dan rumus kosinus dalam pemecahan masalah.
2. Melakukan manipulasi aljabar dalam perhitungan teknis yang berkaitan dengan fungsi trigonometri.
3. Merancang model matematika yang berkaitan dengan fungsi trigonometri, rumus sinus dan kosinus, menyelesaikan modelnya dan menafsirkan hasil yang diperoleh.

2.4 Grafik Fungsi Trigonometri
Materi pembelajaran sketsa grafik fungsi trigonometri tersebar pada kelas VII, VIII, IX sebagaimana yang ada pada cakupan atau ruang lingkup materi trigonometri, yaitu :
1. Grafik fungsi trigonometri.
2. Grafik fungsi trigonometri
a. Periodisitas Fungsi Trigonometri.
b. Grafik fungsi trigonometri.
3. Persamaan a Cos x + b Sin x = c
Grafik fungsi trigonometri y = a Cos x + b Sin x + c

2.5 Inovasi Proses Pembelajaran Grafik Fungsi Trigonometri
Inovasi pembelajaran matematika khususnya pembelajaran sketsa grafik fungsi trigonometri di SMP tetap mengacu pada silabus yang sesuai. Tindakan inovasi sebagai upaya peningkatan kualitas pembelajaran sketsa garafik fungsi trigonometri dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
1. Guru menyusun / menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) yang sesuai dengan materi bahasan, yaitu sketsa grafik fungsi trigonometri.
2. Guru menunjukkan cara kerja alat peraga hasil rancangannya sendiri, yang bermanfaat bagi siswa dalam memahami sketsa grafik fungsi sinusoida atau cosinusoida : y = k Sin (ax + ) atau y = k Cos (ax + ), dengan a,k  R dan  adalah besar sudut dalam derajat atau radian.
3. Guru menunjukkan cara kerja alat peraga / media transvisi, yang bermanfaat bagi siswa dalam meningkatkan pemahaman sketsa grafik fungsi sinusoida atau cosinusoida : y = k Sin (ax + ) atau y = k Cos (ax + ), dengan a,k  R dan  adalah besar sudut dalam derajat atau radian.
4. Guru menugaskan siswanya (perorangan atau kelompok) untuk mempelajari dengan serius, tekun dan santai media transvisi yang memuat materi grafik fungsi trigonometri.
5. Guru membagikan lembar kerja yang telah disiapkannya dan meminta pada siswa untuk mengerjakan soal-soal yang ada pada lembar kerja tersebut.
6. Siswa mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan sketsa grafik fungsi trigonometri.

2.6 Media Pembelajaran
Pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas, proses komunikasi antara siswa dan guru mempunyai peran sangat penting dalam mencapai tujuan pembelajaran, karena dalam proses komunikasi itu siswa berusaha merekam hal-hal yang diinformasikan guru. Media pembelajaran merupakan salah satu unsur yang ikut menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Media pembelajaran diartikan sebagai semua benda yang menjadi perantara terjadinya proses pembelajaran dan dapat berwujud perangkat keras maupun perangkat lunak. Berdasarkan fungsinya, media pembelajaran dapat berbentuk alat peraga dan sarana pembelajaran. Alat peraga dan sarana dapat ditinjau dari beberapa segi, yaitu : fungsi, pengadaannya dan penggunaannya.
Menurut Estiningsih (dalam Supinah : 1997) pembelajaran yang terjadi dalam kelas ada tiga tahap, yaitu :
1. Tahap penanaman konsep.
2. Tahap pemahaman konsep.
3. Tahap pembinaan keterampilan.
Alat pembelajaran merupakan media yang mengandung dan membawakan ciri-ciri dari konsep yang dipelajari. Fungsi utamanya adalah untuk menurunkan keabstrakan konsep, agar siswa mampu menangkap arti konsep tersebut. Sebagai contoh, benda-benda seperti : kotak kapur, alat-alat tulis, atau benda-bendA konkret lainnya di sekitar siswa, dapat berfungsi untuk memperagakan materi geometri, sambil meraba dan melihat langsung, siswa dapat mengenali bentuk-bentuk benda-benda geometri.
Zoltan Dienes (dalam Resuffendi, 1980 : 134-138) berpendapat bahwa setiap konsep matematika dapat dipahami dengan mudah, apalagi kendala utama yang menyebabkan anak sulit memahami dapat dikurangi atau dihilangkan. Dienes berkeyakinan bahwa anak pada umumnya melakukan abstraksi berdasarkan intuisi dan pengalaman konkret, sehingga cara mengajarkan konsep-konsep matematika dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan objek konkret, dan permainan-permainan matematika. Dengan demikian, dalam mengajarkan matematika, yang selanjutnya disebut sebagai alat peraga atau alat bantu pembelajaran (albanjaran). Penggunaan alat Bantu pembelajaran ini digunakan dengan maksud agar anak dapat mengoptimalkan panca inderanya dalam proses pembelajaran, mereka dapat melihat, meraba, mendengar dan merasakan obyek yang sedang dipelajari.
Seorang psikolog terkenal, Bruner (dalam Ruseffendi, 1980 : 134-138) mengatakan bahwa anak berumur 7 sampai 17 tahun, untuk mendapat daya tangkap dan serapnya meliputi ingatan, pemahaman dan penerapan masih memerlukan “mata dan tangan”. Sejalan dengan itu, ada pepata lama dari negeri Cina yang berbunyi :
“Saya mendengar,…..saya lupa. Saya melihat,…….saya ingat. Saya melakukan,……saya mengerti”.
Dengan demikian alat peraga mempunyai fungsi :
1. Memberikan motivasi.
2. Memperkenalkan, memperbaiki, meningkatkan pengertian konsep dan fakta.
3. Mempermudah abstraksi.
4. Memberikan variasi pembelajaran.
5. Efisien waktu.
6. Mengembangkan suatu topik.
7. Menunjang pembelajaran matematika di luar kelas (out door matematics) yang menunjukkan penerapan matematika dalam keadaan sebenarnya.
Menurut jenisnya, alat peraga terdiri dari 3 jenis, yaitu :
1. Alat Peraga Klasikal, yaitu alat peraga yang digunakan untuk pembelajaran secara klasikal, misalnya dengan metode demonstrasi, (contoh : papan tulis berpetak, papan flannel, papan paku, model-model transformasi, dan sebagainya).
2. Alat Peraga Kelompok, digunakan untuk pembelajaran kelompok, (misalnya : klinometer, kertas berpetak, model jurusan tiga angka, transvisi dan sebagainya).
3. Alat Peraga Individual, digunakan untuk pembelajaran bentuk individu, (misalnya sebagai pekerjaan rumah, contoh : model bangun ruang, daftar logaritma, transvisi dan sebagainya).
Suatu alat peraga atau alat Bantu pembelajaran yang baik adalah : sederhana, mudah diperoleh, mudah penggunaannya, mudah disimpan, memperlancar pembelajaran, dapat digunakan untuk beberapa topik, tahan lama, disertai dengan petunjuk dan dengan lembar kerja (terutama untuk jenis kelompok atau individu).

2.7 Media Transvisi
Penggunaan media transvisi ini telah disahkan berdasarkan SK. Nomor 321/C/Kep/R/89 oleh Direktorat Jendral Pendidikan dan Menengah Departemen Nasional (sekarang : Departemen Pendidikan Nasional).
Media transvisi diciptakan/disusun oleh para pakar bidang studi MIPA (matematika dan ilmu pengetahuan alam), juga para pakar bidang media dan bahasa. Media transvisi dibuat untuk seluruh mata pelajaran di sekolah mulai jenjang SD, SMP dan SMA dengan tujuan :
1. Menunjang efisiensi dan efektivitas pembelajaran.
2. Meningkatkan aktivitas dan motivasi belajar para peserta didik.
3. Mengantarkan para peserta didik untuk menyerap materi pelajaran secara mudah dan kongkrit, sebab teknik penyajiannya mudah dicerna, memiliki sifat fleksibelitas dan estetika tinggi, relevan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini.
4. Menimbulkan suatu imajinasi yang tinggi bagi para peserta didik.
Media transvisi sebenarnya lebih tepat untuk pembelajaran mandiri, namun dalam pelaksanaannya karena keterbatasan sarana, maka dapat pula digunakan secara kelompok, dengan 1 kelompok maksimal 4 orang.
Media trasvisi disusun dalam bentuk buku yang di dalamnya ada tahapan penyelesaian masalah untuk mempelajari grafik fungsi secara bertahap dengan ditunjukkan adanya gambar berwarna, plastik transparan dan semuanya dibuat secara menarik dan meningkatkan motivasi siswa untuk mempelajari tahap demi tahap. Pada akhir kegiatan ada soal evaluasi yang harus dikerjakan siswa untuk mengetahui tingkat pemahaman/penguasaan materi siswa.







BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Setting dan Subyek Penelitian
Karena pendekatan yang dipilih dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan PTK, maka penelitian ini menuntut kehadiran peneliti di lapangan dan bertindak sebagai pengamat penuh, artinya peneliti bertindak sebagai perncana, pelaksana (guru), penganalisis, penafsir data dan sebagai pelapor hasil penelitian. Selain itu peneliti dibantu oleh dua orang rekan peneliti dan guru bidang studi matematika untuk bertindak sebagai observer.
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Jombang, dengan subyek penelitian adalah siswa kelas VIIa SMP Negeri 1 Jombang pada tahun ajaran 2004/2005

3.2 Rancangan Penelitian
Pada penelitian ini yang dijadikan penelitian adalah siswa SMP Negeri 1 Jombang kelas VIIa.
Mengingat jumlah yang diamati hanya 1 kelas dan obyek penelitian berjumlah 40 orang, maka seluruh siswa menjadi obyek yang diamati dan model pembelajaran yang digunakan adalah seluruh siswa.
Sisw dibagi menjadi 10 kelompok dengan setiap kelompok terdiri dari 4 siswa.
Menurut Kurt Lewin (dalam Hardjodipuro, 1997 : 25) diperkirakan siklus yang akan terjadi adalah sebgai berikut :
Siklus 1
1. Membuat Rencana Pengajaran (RP) suatu materi grafik fungsi trigonometri hanya didukung sarana papan tulis dan alat tulis.
2. Melaksanakan pengajaran suatu materi grafik fungsi trigonometri dan menunjukkan proses dan gambarnya.
3. Mengumpulkan data hasil pelaksanaan tindakan pada pembelajaran suatu materi didukung sarana dan gambar di papan tulis tetapi tanpa alat peraga/media transvisi.
4. Menganalisa data dan mengevaluasi pelaksanaan tindakan pada siklus ini.
Apabila hasil analisis data siklus 1 ini belum menunjukkan hasil yang diharapkan, yaitu meningkatnya daya abstraksi siswa terhadap matematika dengan indikator belum tercapainya standar ketuntasan belajar minimal (SKBM) dari setiap kompetensi dasar (KD) untuk konsep matematika yang diajarkan guru, maka perlu dilakukan kaji ulang serta ditemukan permasalahan yang ada kemudian ditentukan alternatif pemecahannya yang dituangkan pada perencanaan ulang tindakan pada siklus 2 dengan harapan meningkatkan kualitas abstraksi siswa terhdap matematika.
Siklus 2
1. Membuat Rencana Pengajaran (RP) suatu materi grafik fungsi trigonometri dengan didukung alat peraga/media transisi.
2. Melaksanakan pengajaran suatu materi grafik fungsi trigonometri didukung oleh alat Bantu pembelajaran berupa alat peraga/media transvisi ini bisa dilaksanakan untuk perorangan atau kelompok, tergantung pada kuantitas sarana yang ada.
3. Mengumpulkan data hasil pelaksanaan tindakan pada pembelajaran suatu materi didukung alat peraga/media transvisi untuk pembelajaran grafik fungsi trigonometri.
4. Menganalisa data dan mengevaluasi pelaksanaan tindakan pada siklus ini.
Diharapkan pada siklus ini daya abstraksi siswa meningkat atau tercapai dengan indikator sudah tercapainya standar ketuntasan belajar minimal (SKBM) dari setiap kompetensi dasar (KD) untuk konsep matematika yang diajarkan guru.
Jenis data pada penelitian adalah data statistik melalui pengamatan langsung maupun pengamatan koaborasi pada saat pelaksanaan tindakan dan proses pengumpulan datanya adalah sebagai berikut :
1. Penilaian proses/pengamatan langsung dalam setiap tatap muka waktu penyajian suatu materi, baik oleh peneliti sewaktu menjadi guru penyaji maupun sewaktu peneliti menjadi guru pengamat.
2. Wawancara dengan beberapa siswa maupun rekan guru yang membantu penelitian ini, waktu istirahat untuk mengetahui daya abstraksi siswa dalam menerima suatu materi sajian dari guru penyaji.
Angket yang dibagikan di akhir pelaksanaan tindakan ke seluruh siswa untuk mengetahui sejauh mana daya abstraksi siswa dalam menerima suatu materi sajian dari guru penyaji.

3.3 Pengumpulan Data dan Instrumen
3.3.1 Pengumpulan Data
Pada penelitian ini data diperoleh dengan menggunakan metode observasi, yaitu suatu cara pengumpulan data dengan pengamatan langsung maupun dengan alat bantu instrumen pengamatan.
Dengan metode observasi ini diperoleh data tentang :
1. Gambaran singkat tentang situasi/kondisi belajar di kelas tindakan.
Data tentang gambaran singkat tentang situasi/kondisi belajar mengajar di kelas tindakan ini diperoleh dari pengamatan selama berlangsungnya proses pembelajaran yang dilakukan baik oleh guru/penyaji/peneliti maupun guru/pengamat/kolabolator.
2. Tingkatan pemahaman siswa terhadap konsep yang disampaikan.
Data tentang pemahaman siswa terhadap konsep yang disampaikan diperoleh dari penilaian proses yang dilakukan oleh guru/penyaji/peneliti maupun pengamatan langsung respon siswa dalam mengikuti pelajaran oleh guru/pengamat/kolaborator.
3. Tanggapan/sikap siswa terhadap penggunaan alat bantu pembelajaran dalam pemelajaran
Data tentang tanggapan/sikap siswa ini diperoleh dari wawancara guru / penyaji / peneliti maupun guru/pengamat/kolaborator dengan beberapa siswa setelah pembelajaran, maupun dari isian angket yang diberikan kepada siswa.
3.3.2 Instrumen
Untuk memperlancar proses memperoleh data dalam penelitian ini disiapkan instrumen sebagai berikut :
1. Instrumen monitoring sajian guru.
Instrumen ini digunakan sebagai pedoman bagi guru/ pengamat/kolaborator dalam melakukan pengamatan tindakan kelas yang dilakukan oleh guru/penyaji/peneliti.
2. Instrumen angket untuk siswa dan instrumen wawancara untuk siswa.
Instrumen ini digunakan sebagai pedoman bagi guru/peneliti maupun oleh guru/pengamat/kolaborator untuk mengetahui tanggapan/ sikap siswa terhadap penggunaan alat bantu pembelajaran dalam pembelajaran.
3. Soal penilaian proses.
Soal ini sebagai alat evaluasi untuk mengukur tingkat pemahaman siswa (taraf ketercapaian standar ketuntasan minimal) terhadap kompetensi dasar dari konsep yang baru disampaikan.



3.4 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data diskriptif atau non statistik. Yang dimaksud data diskriptif adalah analisis data dengan menjelaskan/mendeskriptifkan perolehan data tanpa menggunakan rumus-rumus statistika secara kwantitatif.
Untuk menentukan diterima atau tidaknya hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah ada atau tidak adanya peningkatan daya abstraksi siswa yang tergambar dari penjabaran/pendiskripsian data, yaitu : hipotesis diterima jika dari penjabaran/pendiskripsian data tersurat pengertian terjadinya peningkatan perolehan nilai proses yang berarti pula adanya peningkatan daya abstraksi siswa melalui pembelajaran dengan menggunakan alat bantu pembelajaran berupa alat peraga/media transvisi.

3.5 Prosedur Penelitian
1. Langkah Pertama.
Menyiapkan semua rancangan untuk rencana pembelajaran dengan perkiraan semua siklus yang dimungkinkan terjadi dengan segala aspek yang ada, termasuk di dalamnya menyiapkan alat bantu instrumen yang di perlukan.
Pada langkah ini antara lain yang dilakukan adalah menetapkan materi pembelajaran tentang konsep grafik fungsi trigonometri, menyusun rencana pembelajaran, menyiapkan alat bantu pembelajaran yang akan digunakan, menyusun alat evaluasi untuk penilaian proses, serta menyiapkan instrumen-instrumen yang diperlukan untuk melakukan pengamatan.
2. Langkah Ke Dua.
Setiap guru/penyaji/peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan yang telah diterapkan sekaligus melakukan pengamatan terhadap tindakan yang dilakukannya.
Pada langkah ini guru/peneliti dibantu oleh rekan guru lain sebagai pengamat/kolaborator. Guru/peneliti maupun kolabolator/pengamat mengamati segala kejadian yang ditemui selama berlangsungnya proses pembelajaran.
3. Langkah Ke Tiga.
Guru/peneliti maupun pengamat/kolabolator mencatat semua temuan dari pengamatan yang dilakukannya, selanjutnya catatan ini berfungsi sebagai sumber data.
Pada langkah ini guru/peneliti maupun pengamat/kolabolator melakukan penggalian semua informasi yang diperlukan sesuai dengan apa yang direncanakan. Penggalian informasi tersebut dapat dilakukan melalui pelaksanaan penilaian proses, wawancara maupun penyebaran angket yang telah disiapkan.
4. Langkah Ke Empat.
Menganalisa catatan/data yang diperoleh untuk memperoleh gambaran terhadap hasil tindakan yang dilakukannya. Pada langkah ini guru/penyaji/pengamat menyampaikan catatan/temuannya kepada peneliti, untuk selanjutnya peneliti memadukan dan mendiskripsikannya sehingga akan diperoleh gambaran tentang hasil tindakan kelas yang telah dilakukannya.

3.6 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian dan pembahasan sebelumnya, hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :
“Dengan menggunakan media transvisi, kualitas pembelajaran grafik fungsi trigonometri akan meningkat”.














BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil penelitian
Tindakan penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan rencana pembelajaran (RP) yang disusun oleh guru matematika SMP Negeri 1 Jombang, yang terdiri dari 3 orang. Adapun hasil pelaksanaan penelitian tindakan bervariasi sesuai dengan karakteristik dari masing-masing kelompok dalam kelas tindakan. Hasil yang dimaksud sebagai berikut :
4.1.1 Siklus 1
1. Pendahuluan.
Guru memberi motivasi dengan menghubungkan grafik fungsi trigonometri dengan pengalaman yang mungkin pernah dilihat atau dialami oleh siswa/guru, misalnya :
− Grafik pada layar pemantau detak jantung.
− Grafik pada radar.
Langkah berikutnya, guru memeriksa kemampuan prasyarat dasar yang harus dikuasai siswa untuk penanaman sub konsep rumus dasar fungsi trigonometri, menentukan sistem koordinat kartesius. Koordinat polar, grafik fungsi : y = Sin x, y = Cos x dan y = Tg x
Prasyarat yang dimaksud tertuang pada butir berikut :
a. Guru memberikan soal/pertanyaan yang berkaitan dengan sistem koordinat cartesius dan koodinat polar serta hubungannya.
b. Guru meminta siswa untuk menggambarkan grafik fungsi trigonometri seperti grafik fungsi sinus, grafik fungsi kosinus dan grafik fungsi tangens.
c. Guru menjelaskan tentang periodisitas grafik fungsi snus, cosinus dan tangens.
d. Setelah konsep periodisitas grafik fungsi trigonometri telah dipahami kembali oleh siswa, mereka diminta untuk menggambar sendiri grafik fungsi y = Sin x, y = Cos x dan y = Tg x. untuk sebagian siswa yang masih mengalami kesulitan, guru membimbing siswa dengan penuh kesabaran dan ketelatenan baik klasikal maupun individual.
2. Kegiatan Inti.
a. Guru menjelaskan cara menggambarkan periodisitas grafik fungsi trigonometri di papan tulis : y = Sin x, y = Sin 2x, y = Sin ½x, y = Cosx, y = Cos 2x, y = Cos ½x, y = Tg x, y = Tg 2x, y = Tg ½x
b. Guru menjelaskan langkah menggambarkan grafik fungsi trigonometri dengan persamaan : y = 2+3 Sin (2x-20)
c. Dengan bimbingan dan arahan guru, siswa diminta menggambar y = Sinx, y = Sin 2x, y = 3 Sin 2x, y = 2+3 Sin 2x, y = 2+3 Sin (2x-20)
d. Dengan bimbingan guru siswa diminta menggambar grafik fungsi trigonometri dengan persamaan y = Sin x dan y = Sin (x+30)
Hasil pengamatan : sebagian besar siswa kesulitan, guru dapat membimbing dan mengarahkan secara klasikal.
e. Setelah konsep menggambar grafik fungsi trigonometri telah dipahami kembali oleh siswa, siswa diarahkan mengerjakan soal-soal berikut :
1) Nilai terkecil yang dapat dicapai oleh y = 3-2 Sin x Cos x adalah.
2) Periode dari fungsi f(x) = 3-2 Sin x Cos x adalah….
3) Gambar dari fungsi dari y = Cos 2x + 1
4) Gambar grafik fungsi y = Cos 2x - 1
5) Gambar grafik fungsi y = Cos (2x+1)
Hasil pengamatan : sebagian besar siswa tidak mengalami kesulitan mengerjakan soal nomer 1 & 2, tetapi rata-rata mereka mengalami kesulitan dan kesalahan ketika mengerjakan soal nomer 3, 4 & 5. karena itu guru mengamati dan mengarahkan secara klasikal maupun perorangan.
3. Penutup.
a. Guru menegaskan kembali konsep periodisitas grafik fungsi trigonometri.
b. Guru menegaskan kembali kepada siswa tentang langkah menggambar grafik fungsi trigonometri.
c. Tugas (PR) untuk siswa terdiri 3 soal yang masing-masing berkaitan dengan pendalaman materi periodisitas grafik fungsi trigonometri sinus, cosinus dan tangens.


Catatan :
1. Pada saat menggambar periodisitas grafik fungsi trigonometri masih banyak siswa yang menggambar “asal jadi”, tanpa memperhatikan langkah/proses menggambar periodisitas grafik fungsi trigonometri dengan benar.
2. Pada penilaian proses di setiap kelompok, ternyata tidak ada yang hasilnya 100 % dari sejumlah siswa di kelompok yang bersangkutan mengerjakan dengan benar.
3. Prosentase penilaian proses siswa untuk siklus 1 seperti tampak pada table dibawah ini :
Table 1.
Data rata-rata presentase hasil penilaian proses siklus 1
No. Kelompok Jumlah Siswa Presentase
1. 1 10 80
2. 2 10 70
3. 3 10 50
4. 4 10 40
Rata-rata 40 60

4. Berdasarkan hasil penilaian proses ternyata pembelajaran menggunakan alat bantu pembelajaran berupa gambar dan penjelasan guru di papan tulis hasilnya kurang memuaskan atau kurang optimal. Hal ini mungkin disebabkan oleh :
a. Penyajian yang disampaikan guru masih belum dapat diterima siswa.
b. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran kurang maksimal.
c. Alat bantu pembelajaran yang digunakan guru berupa gambar masih dianggap kurang menarik.
d. Siswa masih sulit menyerap materi yang disajikan oleh guru.
Oleh karena itu agar hasil belajar siswa bisa lebih optimal, proses pembelajaran perlu disempurnakan dengan menggunakan alat bantu pembelajaran/media pembelajaran yang menarik dan meningkatkan motivasi siswa untuk mempelajari materi grafik fungsi trigonometri, dalam hal ini peneliti memilih media transvisi sebagai alat bantu pembelajaran yang dimaksud, model pembelajaran tersebut akan dilaksanakan dalam siklus 2.
4.1.2 Siklus 2
1. Pendahuluan.
a. Guru memberi motivasi dengan menjelaskan cara kerja/menggunakan media pembelajaran transvisi untuk mempelajari grafik fungsi trigonometri.
b. Langkah berikutnya, guru membagi kelompok kegiatan sesuai dengan sarana yang ada. Buku transvisi yang ada berjumlah 11, 10 buku untuk 40 siswa (setiap buku untuk 4 siswa/1 kelompok) dan 1 buku yang lain untuk pegangan guru.
2. Kegiatan Inti.
a. Siswa mempelajari setiap lembar/tahapan langkah menggambar grafik fungsi trigonometri di media transvisi secara kelompok, kemudian secara individu menggambar di buku tulisnya sendiri, grafik : y = Sin xx, y = Sin 2x, y = Sin ½x, y = Cosx, y = Cos 2x, y = Cos ½x, y = Tg x, y = Tg 2x, y = Tg ½x
b. Siswa secara kelompok mempelajari setiap langkah/tahapan di buku media pembelajaran transvisi, grafik fungsi trigonometri dengan persamaan : y = 2+3 Sin (2x-20)
c. Siswa mempelajari dengan cara menyalin tahapan gambar di media transvisi ke buku tulisnya secara individu gambar grafik y = Sinx, y = Sin 2x, y = 3 Sin 2x, y = 2+3 Sin 2x, y = 2+3 Sin (2x-20)
d. Siswa mempelajari dengan cara menyalin gambar grafik fungsi trigonometri dengan persamaan y = Sin x dan y = Sin (x+30) yang ada pada media transvisi.
Hasil pengamatan : sebagian besar siswa merasa senang dan tertarik serta tampak ceria ketika mempelajari dan menggambar grafik fungsi trigonometri.
e. Setelah konsep menggambar grafik fungsi trigonometri telah dipahami kembali oleh siswa, siswa diarahkan mengerjakan soal-soal berikut :
1) Nilai terkecil yang dapat dicapai oleh y = 3-2 Sin x Cos x adalah.
2) Periode dari fungsi f(x) = 3-2 Sin x Cos x adalah….
3) Gambar dari fungsi dari y = Cos 2x + 1
4) Gambar grafik fungsi y = Cos 2x – 1
5) Gambar grafik fungsi y = Cos (2x+1)
Hasil pengamatan : sebagian besar siswa tidak mengalami kesulitan mengerjakan semua soal yang diberikan, guru mengamati dan mengarahkan secara perorangan.
3. Penutup.
a. Guru menegaskan kembali konsep periodisitas grafik fungsi trigonometri.
b. Guru menegaskan kembali kepada siswa tentang langkah menggambar grafik fungsi trigonometri dan periodisitas grafik fungsi trigonometri.
c. Tugas (PR) untuk siswa terdiri 3 soal yang masing-masing berkaitan dengan pendalaman materi periodisitas grafik fungsi trigonometri sinus, cosinus dan tangens.
Catatan :
1. Pada saat menggambar periodisitas grafik fungsi trigonometri siswa tidak lagi menggambar “asal jadi”, tetapi memperhatikan langkah/proses menggambar periodisitas grafik fungsi trigonometri dengan benar.
2. Pada penilaian proses di setiap kelompok, ada yang hasilnya 100 % dari sejumlah siswa di kelompok yang bersangkutan mengerjakan dengan benar.
3. Prosentase penilaian proses siswa untuk siklus 2 seperti tampak pada table dibawah ini :
Table 2.
Data rata-rata presentase hasil penilaian proses siklus 2
No. Kelompok Jumlah Siswa Presentase
1. 1 10 80
2. 2 10 100
3. 3 10 70
4. 4 10 70
Rata-rata 40 80
4. Berdasarkan hasil penilaian proses ternyata pembelajaran menggunakan alat bantu pembelajaran berupa media transvisi dapat meningkatkan kualitas pembelajaran menjadi lebih optimal. Hal ini mungkin disebabkan oleh :
a. Siswa berkolaborasi dengan temannya dalam 1 kelompok.
b. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran cukup optimal.
c. Media transvisi menarik dan meningkatkan motivasi belajar siswa.
d. Daya imajinasi siswa dapat meningkat secara optimal dan siswa dapat menyerap materi pembelajaran dengan baik.

4.2 Pembahasan
Dari uraian pelaksanaan tindakan pada empat kelompok pada kelas SMP Negeri 1 Jombang, dapatlah hal yang sangat spesifik dari penelitian tersebut, yaitu :
1. Gambaran umum tentang situasi/kondisi kelas tindakan.
Pada siklus 1 pembelajaran grafik fungsi trigonometri, ternyata siswa kurang aktif, kurang tertarik/termotivasi untuk mempelajari grafik fungsi trigonometri, sehingga dalam mengerjakan soal penilaian proses hasilnya tidak sesuai harapan.
Hal tersebut disebabkan siswa kurang bisa menerima/bingung terhadap apa yang disajikan guru. Mungkin daya abstraksi siswa masih rendah/kurang, maka perlu ditingkatkan dengan memilih alat bantu pembelajaran yang menarik minat siswa untuk mempelajari lebih giat yaitu dengan menggunakan media transvisi yang disajikan pada siklus 2.
Pada siklus 2, pembelajaran grafik fungsi trigonometri dengan menggunakan media transvisi sebagai alat bantu pembelajaran yang dapat digunakan secara kelompok maupun perorangan/mandiri.
Ternyata situasi/kondisi pembelajaran di kelas tindakan pada 4 kelompok yang ada di kelas tindakan menunjukkan situasi belajar yang aktif dan optimal, hal ini dapat terlihat pada hasil pekerjaan siswa pada penilaian proses yaitu menunjukkan hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan. Sebagian besar siswa sudah menunjukkan keaktifannya dalam menggambar dan menyelesaikan masalah persamaan trigonometri dengan dapat menggambar grafiknya dengan tepat dan mandiri.
Dengan demikian dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pembelajaran dengan menggunakan alat bantu pembelajaran berupa media pembelajaran/media transvisi lebih meningkatkan keaktifan dan daya abstraksi siswa, serta dapat menciptakan kondisi pembelajaran yang lebih optimal.
2. Tingkat pemahaman terhadap konsep yang disajikan pada kelas tindakan.
Dari empat kelompok dalam kelas tindakan melalui pembelajaran, maka siklus 1 rata-rata presentase hasil penilaian proses adalah 60 %, dan siklus 2 rata-rata presentase hasil penilaian proses adalah 80 %. Secara umum dapatlah dikatakan pembelajaran menggunakan alat bantu pembelajaran berupa media transvisi dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep yang disampaikan. Berarti daya abstraksi siswa meningkat. Peningkatan daya abstraksi siswa tersebut dapat ditunjukkan dengan menggabungkan rata-rata presentase hasil penilaian proses dari masing-masing kelompok pada kelas tindakan.
Pada kelompok 1, presentase penilaian proses pada siklus 1 dan 2 tidak mengalami kenaikan.
Pada kelompok 2, presentase penilaian proses pada siklus 1 dan 2 mengalami kenaikan 30 %.
Pada kelompok 3, presentase penilaian proses pada siklus 1 dan 2 mengalami kenaikan 20 %.
Pada kelompok 4, presentase penilaian proses pada siklus 1 dan 2 mengalami kenaikan 30 %.
Presentase kenaikan penilaian proses pada kelas tindakan adalah 20 % sebagaimana yang dapat ditampilkan pada table di bawah ini :
Table 3.
Data rata-rata presentase hasil penilaian proses siklus 1 & 2
No. Kelompok Presentase Penilaian Proses Presentase Kenaikan
Siklus 1 Siklus 2
1. 1 80 80 0
2. 2 70 100 30
3. 3 50 70 20
4. 4 40 70 30
Jumlah 240 320 80
Rata-rata 60 80 20

Rata-rata presentase hasil penilaian proses adalah 20 %. Adanya peningkatan pada hasil penilaian proses tersebut sebagai gambaran adanya peningkatan daya abstraksi terhadap pemahaman yang berarti adanya peningkatan kualitas pada pembelajaran grafik fungsi trigonometri.
Apabila standar ketuntasan belajar minimal (SKBM) yang ditentukan untuk konsep ini adalah 75, hasil penilaian proses pada siklus 2 menunjukkan ketercapaiannya SKBM dari KD (kompetensi dasar) materi grafik fungsi trigonometri.
3. Tanggapan/sikap siswa terhadap penggunaan alat bantu pembelajaran berupa media transvisi.
Dari wawancara yang dilakukan terhadap 40 siswa di empat kelompok pada kelas tindakan, semua siswa menyatakan lebih mudah memahami materi grafik fungsi trigonometri menggunakan media transvisi.
Table 4.
Data presentase hasil angket penelitian tindakan
Pertanyaan Nomor Jawaban (dalam %) Jumlah
A B C D
1. 8 10 12 8 40
2. 6 4 22 8 40
3. 8 6 12 14 40
4. 7 12 7 14 40
5. 9 9 12 10 40
6. 12 10 10 8 40
7. 6 4 22 8 40
8. 8 6 12 14 40
9. 7 12 7 14 40
10. 9 9 12 10 40



4.3 Pengujian Hipotesis
Data hipotesis tindakan yang telah diajukan oleh peneliti pada bab sebelumnya serta diawali dengan pemilihan dan penggunaan alat bantu pembelajaran dalam bentuk media transvisi ternyata benar bahwa :
“Dengan menggunakan media transvisi, kualitas pembelajaran grafik fungsi trigonometri akan meningkat”.

4.4 Implementasi Tindakan
Implementasi tindakan yang telah dilakukan pada penelitian tindakan kelas ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Implementasi tindakan yang telah dilakukan pada siklus 1 adalah penanaman konsep grafik fungsi trigonometri tanpa dibantu alat peraga ternyata menghasilkan konsep yang kurang mantapnya siswa ternyata masih ada kelompok siswa yang rata-rata presentase hasil penilaian proses yang belum memenuhi SKBM (= 75) yang ditetapkan.
2. Implementasi tindakan pada siklus 2 merupakan perbaikan dan penyempurnaan pada siklus 1, yaitu untuk lebih meningkatkan daya abstraksi siswa dalam menerima konsep grafik fungsi trigonometri. Pembelajaran yang diterapkan seperti pada siklus 1 tetapi dengan pendekatan alat bantu pembelajaran berupa media transvisi dengan harapan hasil penilaian proses yang dicapai lebih baik dari presentase hasil penilaian yang dicapai pada siklus 1. Dari hasil penilaian proses pada siklus 2, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan alat bantu pembelajaran dapat meningkatkan daya abstraksi siswa terhadap pemahaman beberapa konsep matematika, bahkan mendorong siswa untuk menyenangi pelajaran matematika serta meningkatkan daya kreatif siswa.






































BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian tindakan kelas tentang media transvisi meningkatkan kualitas pembelajaran grafik fungsi trigonometri SMP Negeri 1 Jombang, dapt diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Guru diharapkan mempunyai ketrampilan dan kreativitas dalam memilih alat bantu pembelajaran yang tepat/sesuai dengan materi atau topik yang akan disajikan.
2. Media transvisi dapat meningkatkan daya abstraksi dan kualitas pembelajaran grafik fungsi trigonometri siswa.
3. Dengan menggunakan media transvisi dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran dan meningkatkan semangat siswa untuk mempelajari matematika lebih lanjut.

5.2 Saran-saran
Berdasarkan hasil temuan penelitian tindakan kelas yang telah diuraikan diatas, peneliti memberikan saran untuk guru matematika sebagai berikut :
1. Dalam materi pembelajaran seperti grafik fungsi trigonometri dapat pula menggunakan alat bantu seperti media transvisi untuk memudahkan siswa dalam menerima materi.
2. Pengelolaan pembelajaran hendaknya tidak rutinitas dan monoton, misalnya ceramah saja yang hasil pembelajarannya cenderung berjalan di tempat atau menurun.
3. Pengelolaan pembelajaran hendaknya bervariatif dan lebih menekankan kepada peran aktif siswa dalam ikut menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif, yaitu cara belajar siswa aktif dengan ciri penanda; guru dan siswa sama-sama aktif.
4. Kemauan dan keberanian guru mencoba dan mencari model-model alat bantu pembelajaran yang tepat dan efektif perlu lebih ditingkatkan.
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts



 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. GUS AFLACH - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger