BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada negara-negara yang sudah berkembang ataupun yang sudah memahami stabilitas politik dan agama, pendidikan menjadi perhatian penting bagi masyarakat. Bahkan pada sekitar waktu peluncuran pesawat ruang angkasa pertama kali, sebagian besar masyarakat dunia tidak lagi hanya memperhatikan, melainkan menjadi demam memikirkan pendidikan, masyarakat mulai ramai memperdebatkan fungsi dan tujuan pendidikan.
Orang-orang yang paling getol memperdebatkan pendidikan cenderung berpendirian, bahwa tujuan pendidikan dasar adalah mempersiapkan generasi mudah untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Pendidikan tinggi akhirnya dimaksudkan untuk mempersiapkan para mahasiswa untuk dapat memperoleh sukses dalam karir dan kehidupan pribadi, serta mampu berpartisipasi didalam pembangunan masyarakat, pendidikan tinggi tidaklah sama penanganannya, oleh karena itu hendaknya para guru atau calon guru mengetahui jenjang psikologi, agar tujuan pendidikan dapat terlaksana dengan maksimal.
Berpijak dari latar belakang inilah kami memulai tulisan kami tentang psikologi pendidikan dan kami beri judul "Pentingnya Psikologi Pendidikan dalam Belajar"
B. Rumusan Masalah
Untuk mempermudah pemahaman tulisan kami, kami akan memberikan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Pengertian Psikologi Pendidikan
2. pengertian belajar
3. Tujuan dan kegunaan mempelajari psikologi pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
I. Tinjauan Terhadap Beberapa Aspek Tentang psikologi pendidikan
A. Pengertian Psikologi Pendidikan
Pertama-tama marilah kita pelajari arti psikologi itu, psikologi berasal dari dua kata Yunani yaitu "psyche" dan "logos", yang intinya keduanya memberikan pengertian bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia dalam berhubungan dengan lingkungannya.
Kalau begitu apa pengertian psikologi pendidikan ? psikologi pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang berusaha mempelajari, menganalisis, menerapkan dan memimpin proses-proses pendidikan sedemikian rupa, sehingga timbul sistem pendidikan yang baik dan efisien, ini berarti, bahwa psikologi pendidikan berusaha mengungkap dan mempelajari dengan teliti perihal individu, kapasitas perlengkapan, juga perihal lingkungan dan kegiatan-kegiatan atau reaksi-reaksi yang ada hubungannya dengan proses pendidikan seseorang. Dengan demikian masalah sentral yang dikupas dalam psikologi pendidikan adalah masalah belajar.
B. Tujuan dan kegunaan mempelajari Psikologi Pendidikan
Diantara tujuan mempelajari psikologi pendidikan adalah :
1. Untuk membantu para guru dan calon guru, agar menjadi lebih bijaksana dalam usahanya membimbing anak didiknya dalam hubungannya dengan proses pertumbuhan belajar.
2. Agar para guru dan calon guru memiliki dasar-dasar yang luas dalam hal mendidik pada umumnya, dan dalam bidang keahliannya pada khususnya, sehingga anak didik bisa bertambah baik dalam cara belajarnya.
3. Agar para guru dan calon guru dapat menciptakan suatu sistem pendidikan yang efisien dan efektif dengan jalan mempelajari, menganalisis tingkah laku anak didik dalam proses pendidikan yan berlangsung itu, guna meningkatkan ke arah yang lebih baik.
Adapun kegunaan psikologi pendidikan itu, antara lain dapat disebutkan sebagai berikut :
1. Meletakkan tujuan pembelajaran
2. Mengatur kondisi-kondisi belajar yang efektif.
3. Mencegah terjadi dan berkembangnya gangguan-gangguan mental dan emosi.
4. Mempertahankan adanya kesehatan jiwa yang baik.
5. Mengusahakan berkembangnya daya mampu dan daya guna dari kondisi jiwa sehat yang ada.
6. Menyembuhkan kesukaran-kesukaran penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial yang telah diketahui dengan nampak (lahiriyah)
7. Memberikan berbagai informasi yang yang diperlukan dalam proses belajar.
8. Membantu setiap anak didik dalam mengatasi masalah-masalah pribadi yang dihadapi.
9. Mengenal dan memahami setiap murid baik secara individual maupun secara kelompok.
10. Sebagai guru, calon guru, maupun sebagai orang tua, kita perlu mengetahui perkembangan psikis, watak dan sifat-sifat anak didik, agar dapat melayani mereka memberikan pelajaran dan mendidik mereka sesuai dengan perkembangan, sifat-sifat mereka serta sesuai pula dengan bakat mereka masing-masing, sehingga kita dapat memberi kesempatan dan mengarahkan perkembangan sifat, bakat dan watak anak-anak yang baik dan berusaha menekan, membatasi dan menghindarkan sifat-sifat dan watak anak-anak yang tidak baik.
11. Bagi guru, calon guru maupun orang tua, pengetahuan tentang psikologi pendidikan akan sangat berguna.
II. Apakah Belajar itu ?
Kalau ditanyakan apa belajar itu ? maka jawaban yang kita dapatkan akan bermacam-macam. Banyak aktivitas yang oleh hampir setiap orang dapat disetujui kalau disebut perbuatan belajar. Seperti misalnya mendapatkan perbendaharaan kata-kata baru, menghafal sya'ir, menghafal nyanyian dan lain-lain. ada beberapa aktifitas yang tidak begitu jels apakah itu tergolong sebagai perbuatan (hal) belajat, seperti misalnya mendapatkan bermacam-macam sikap sosial (seperti prasangka, kegemaran, perihal dll)
Dari aktifitas-aktifitas di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa hal pokok yang menjadi syarat bahwa aktifitas tersebut perbuatan (hal) belajar, hal-hal pokok tersebut adalah :
1. Bahwa belajar itu membawa perubahan (dalam arti behavioral changes, aktual maupun potensial)
2. Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru dalam arti kentnis dan fertingkeit).
3. Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha (dengan sengaja)
a. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Belajar sebagai proses atau aktivitas disyaratkan oleh banyak sekali hal-hal atau faktor-faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar itu adalah banyak sekali macamnya, terlalu banyak untuk disebutkan satu persatu. Untuk memudahkan pembicaraan dapat dilakukan klasifikasi demikian :
1) Faktor-faktor yang berasal dari luar, dan ini masih lagi dapat digolongkan menjadi dua golongan dengan catatan bahwa overlapping tetap ada, yaitu :
• Faktor-faktor non-sosial
• Faktor-faktor sosial
2) Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri si-pelajar dan inipun dapat lagi digolongkan menjadi dua golongan, yaitu :
• Faktor-faktor fisiologis
• Faktor-faktor psikologis
b. Fokus Perhatian Psikologi Pendidikan
Ada tiga fokus perhatian dalam pendidikan, yang sekaligus juga menjadi pusat perhatian para ahli psikologi pendidikan dan para pendidik pada umumnya, yaitu :
1. Anak didik
2. Proses belajar
3. Situasi belajar
III. Pemikiran Ke arah Aplikasi Psikologi Belajar
a. Prosedur-prosedur Mengembangkan Tingkah laku Baru
Disamping penggunaan reinforcement untuk memperkuat tingkah laku, ada pula dua metode lain untuk mengambangkan pola tingkah laku baru :
1. Shaping
Fraznier (1969) mengemukakan lima langkah perbaikan tingkah laku belajar murid :
1) Datang ke kelas wada waktunya
2) Berpartisipasi dalam belajar dan merespon guru
3) Menunjukkan hasil tes-tes dengan baik
4) Mengerjakan pekerjaan rumah
5) penyempurnaan
2. Modelling
Modelling adalah suatu bentuk belajar yang tidak dapat disamakan dengan classical conditioning maupun operant conditioning. Dalam modeling, seseorang yang belajar mengikuti kelakuan orang lain sebagai model. Tingkah laku manusia lebih banyak dipelajari melalui modeling atau imitasi dari pada melalui pengajaran langsung.
Bandura (1969) membagi tingkah laku imitative menjadi tiga macam :
a. Inhibitory disinhibitory effect; kuat lemahnya tingkah laku oleh karena pengalaman tak menyenangkan atau oleh vicorious reinforcement.
b. Elliciting effect; ditunjangnya suatu respon yang pernah terjadi dalam diri, sehingga timbul respon serupa.
c. Medelling Effect; pengembangan respon-respon baru melalui observas terhadap satu model tingkah laku.
Modeling dapat dipakai untuk mengajarkan keterampilan-keterampilan akademis dan motorik.
b. Prosedur-prosedur Mengembangkan Tingkah laku Baru
1. Memperkuat Tingkah Laku Bersaing
Dalam usaha mengubah tingkah laku yang tak diinginkan, diadakan penguatan tingkah laku yang diinginkan misalnya dengan kegiatan-kegiatan kerjasama, membaca, dan bekerja di satu meja untuk mengatasi kelakuan-kelakuan menantang, melamun dan hilir mudik.
2. Ekstingsi
Ekstingsi dilakukan dengan membuang/meniadakan peristiwa-peristiwa penguat tingkah laku. Ekstingsi dapat dipakai bersama-sama dengan metode yang lain seperti "modeling" dan "social reinforcement".
Ekstingsi berlangsung jika terutama reinforceman adalah perhatian. Apabila murid memperhatikan ke sana ke mari, maka perubahan interaksi guru-guru murid akan menghentikan tingkah laku murid tersebut.
3. Satiasi
Satiasi adalah suatu prosedur menyuruh seseorang melakukan perbuatan berulang-ulang sehingga ia menjadi lelah atau jerah.
4. Perubahan Lingkungan Stimulasi
Beberapa tingkah laku dapat dikendalikan oleh perubahan kondisi stimulis yang mempengaruhi tingkah laku itu. Jika murid terganggu oleh suara gaduh di luar kelas, ketukan jendela dapat menghentikan gangguan itu. Jika suatu tugas sulit mengecewakan murid, maka guru dapat mengganti dengan tugas yang kurang begitu sulit. Jika di kelas ada dua orang murid yang termenung saja, guru dapat menghampiri atau atau duduk di dekat mereka.
5. Hukuman
Untuk memperbaiki tingkah laku, hukuman hendaknya di terapkan di kelas dengan bijaksana. Hukuman dapat mengatasi tingkah laku yang diinginkan dalam waktu singkat, untuk itu perlu disertai dengan reinforcement. Hukuman menunjukkan apa yang tidak boleh dilakukan murid, sedangkan reward menunjukkan apa yang mesti dilakukan oleh murid.
Bukti menunjukkan, bahwa hukuman atas miasi kelakuan murid yang tak pantas lebih efektif dari pada tidak menghukum. Ada dua bentuk hukuman :
a. Pemberian stimulus derita, misalnya bentakan, cemoohan, atau ancaman.
b. Pembatalan perlakuan positif, misalnya : mengambil kembali suatu mainan atau mencegah anak untuk bermain-main bersama teman-temannya.
BAB III
P E N U T U P
A. Kesimpulan
Dari paparan kami dalam uraian di atas, kami dapat memberikan kesimpulan, diantaranya :
1) Psikologi pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang berusaha mempelajari, menganalisa, menerapkan dan memimpin proses-proses pendidikan.
2) Belajar adalah usaha yang membawa perubahan dan perubahan itu pada pokoknya didapatkan dari kecakapan baru.
3) Salah satu tujuan mempelajari psikologi pendidikan adalah untuk membantu para guru dan calon guru, agar menjadi lebih bijaksana dalam usahanya membimbing anak didiknya.
B. Daftar Isi
• Wasti Soemanto, Drs. M.Pd., Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan, Rineke Cipta, Jakarta, 2003.
• Muhibbin Syah, M.Ed, Psikologi Pendidikan dengan pendidikan Baru. 1997

Home »
Makalah Pendidikan
» Psikologi Pendd
Psikologi Pendd
Written By Aflach Perdana Putra on Kamis, 13 Mei 2010 | 07.04
Related Articles
If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
Popular Posts
>
-
FUNGSI DAN PERANAN MANAJER A. Tugas dan Fungsi Manajer Manajer adalah pimpinan atau pemimpin suatu organisasi. Dalam organisasi, istil...
-
PERKAWINAN CAMPURAN A. Pengertian Perkawinan Campuran Dalam RUUP yang diakukan oleh pemerintah kepada DPR untuk dibahas, termuat ra...
-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran pada dasarnya membahas pertanyaa: apa, siapa, mengapa, bagaimana, dan seberapa baik...
-
CARA MENDAUR ULANG SAMPAH 2.1. Pengolahan Sampah Beberapa alternatif cara pemusnahan sampah yang dapat dilakukan secara sederh...
-
Dalam setiap agama mamiliki pendapat sendiri tentang proses penciptaan manusia.Sehingga muncullah perbedaan pendapat tentang hal tersebut,Ha...
-
QIYAS DALAM MASADIRU AL-AHKAM I. Pendahuluan Sebagai sebuah realita, berjalanya waktu dan perkembangan zaman, pasti akan memunc...
-
Sosiologi dalam Keluarga 1. 1. Definisi Keluarga Keluarga adalah kelompok sosial yang terdiri atas dua orang atau lebih yang ...
-
HUKUM WAKAF DALAM KACAMATA PARA ULAMA’ A.PENDAHULUAN Wakaf merupakan suatu tindakan hukum yang di syariatkan sehingga ke mazhab pun meny...
-
Etika Mengurus Janazah Apabila ada seorang muslim meninggal dunia, hendaklah segera kita mengunjungi keluarga yang ditinggalkannya untuk ...
-
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses pembelajaran bidang studi Bahasa Arab di MI memiliki fungsi yang penting dalam memberikan pondas...
0 komentar:
Posting Komentar