Home » » KTI Pendidikan

KTI Pendidikan

Written By Aflach Perdana Putra on Minggu, 09 Mei 2010 | 05.38

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Keberhasilan belajar siswa dalam bentuk prestasi belajar yang ditunjukkan oleh nilai rapor merupakan salah satu tolok ukur keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Belajar merupakan suatu proses yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling terkait dan menentukan prestasi belajar itu sendiri, seperti faktor individual (kematangan/pertumbuhan fisik, kecerdasan spiritual, emosional dan intelektual) dan faktor sosial (guru, orang tua/keluarga dan lingkungan serta fasilitas/dukungan).
Tingkat kecerdasan intelektual (Inelegancy Quatiens = IQ) diyakini berpengaruh terhadap keberhasilan belajar siswa. Dalam situasi yang sama, siswa yang memiliki IQ tinggi akan lebih berhasil dibanding siswa dengan IQ lebih rendah.
Aktifitas siswa dalam kegiatan ekstra kurikuler sekolah (Pramuka, Palang Merah Remaja (PMR), Kelompok Ilmiah Remaja (KIR), Seni Drama (Teater), Karate, Sepakbola, Basket, Volly, Pecinta Alam, Kelompok Band/Musik dan sebagainya) membutuhkan waktu dan tenaga yang cukup banyak menyita waktu yang seharusnya digunakan untuk belajar untuk mencapai prestasi belajar kurikuler, sebagaimana harapan orang tua/wali siswa. Karena itu secara umum kita (guru/orang tua) akan berpendapat bahwa semakin banyak aktifitas kegiatan ekstra kurikuler makin kecil peluang siswa untuk berprestasi dibanding siswa lain yang kurang/tidak mengikuti kegiatan ekstra kurikuler.
Dengan memperhatikan dua hal tersebut diatas, penulis/peneliti yang juga seorang guru dan orang tua siswa mencoba membahas permasalahan yang berkaitan dengan perbedaan prestasi belajar bila ditinjau dari perbedaan aktifitas ekstra kurikuler dan tingkat IQ pada siswa kelas II semester ganjil SMP N I Jombang, tahun pelajaran 2008/2009.

1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mempunyai aktifitas ekstra kurikuler tinggi dengan siswa yang mempunyai aktifitas ekstra kurikuler rendah di SMPN I Jombang?
2. Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa yang berbeda aktifitas ekstra kurikuler tinggi dan tingkat IQ-nya di SMPN I Jombang?

1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka dirumuskan tujuan penelitian ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mempunyai aktifitas ekstra kurikuler tinggi dengan siswa yang mempunyai aktifitas ekstra kurikuler rendah di SMPN I Jombang?
2. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan prestasi belajar antara siswa yang berbeda aktifitas ekstra kurikuler tinggi dan tingkat IQ-nya di SMPN I Jombang?

1.4. Manfaat
1. Memberikan gambaran yang nyata terhadap siswa tentang pentingnya mengatur waktu kegiatan agar prestasi belajar sebagaimana harapan siswa/guru/orang tua dapat terwujud dan siswa yang bersangkutan tetap dapat mengikuti kegiatan ekstra kurikuler sesuai keinginannya.
2. Menghilangkan kesan yang keliru bahwa kegiatan ekstra kurikuler menjadi penghambat pencapaian prestasi belajar.
3. Menghilangkan kesan yang keliru bahwa hasil tes IQ merupakan satu-satunya patokan yang menyatakan baik tidaknya prestasi belajar di sekolah.

1.5. Asumsi dan Keterbatasan
Penelitian ini dilakukan berdasarkan asumsi bahwa secara psikologis prestasi belajar siswa berbeda-beda. Hal ini tentunya dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya faktor lingkungan sekolah, faktor tingkat aktifitas ekstra kurikuler yang diikuti siswa tersebut baik kualitatif maupun kuantitatif, faktor psikologis yang berbeda pula.
Masalah inteligensi (faktor psikologis) memegang peranan yang penting dalam pencapaian prestasi belajar. Seseorang dengan intelegensi tinggi diprediksi akan berhasil dalam belajarnya.
Berdasarkan asumsi diatas, karena keterbatasannya maka penelitian ini tidak dilakukan pada semua siswa, tetapi pada sebagian siswa dengan tidak mengurangi mekanisme penelitian yang dikerjakan secara sistematis dan logis.

1.6. Batasan Operasional
Sesuai dengan judul penelitian ini, yaitu; “STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR ANTARA SISWA YANG BERBEDA AKTIFITAS EKSTRA KURIKULER DAN TINGKAT IQ PADA SISWA KELAS II SEMESTER GANJIL SMP NEGERI I JOMBANG TAHUN PELAJARAN 2008/2009” perlu ditegaskan batasan operasional penelitian agar tidak terjadi kekaburan dan kesalahpahaman dalam mengartikannya.
Batasan operasional dalam penelitian ini adalah:
1. Yang dimaksud dengan prestasi belajar dalam penelitian ini adalah hasil atau jumlah nilai yang diperoleh siswa SMP N I Jombang kelas II Gasal tahun pelajaran 2008/2009 yang secara formal terdapat dalam buku rapor atau Daftar Kumpulan Nilai (DKN).
2. Yang dimaksud dengan kegiatan ekstra kurikuler adalah kegiatan yang diprogram sekolah dalam rangka memberi kesempatan pada siswa untuk menyalurkan bakat dan kemampuan/keterampilannya diluar materi pembelajaran kurikuler. Siswa diwajibkan untuk mengikuti minimal satu kegiatan ekstra kurikuler yang disediakan sekolah. Siswa yang mengikuti kegiatan ekstra kurikuler lebih dari satu, disarankan untuk memilih kegiatan yang jadwalnya tidak bersamaan. Kegiatan ini dibimbing oleh tenaga guru atau instruktur atau pelatih yang ahli dalam bidangnya dan dikoordinir oleh Wakasek Kesiswaan.
3. Yang dimaksud dengan aktifitas kurikuler tinggi adalah sekelompok siswa yang mengikuti lebih dari satu jenis kegiatan ekstra kurikuler yang ada di sekolah
4. Yang dimaksud dengan aktifitas kurikuler rendah adalah sekelompok siswa yang hanya mengikuti satu jenis kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah atau tidak sama sekali.
5. Yang dimaksud tingkat Inteligensi Quotient (IQ) adalah angka normative yang dihasilkan dari tes IQ yang dinyatakan dalam bentuk rasio dan perbandingan. Sedangkan tes IQ yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil dari tes intelegensi yang dikenakan pada siswa kelas II pada tanggal 3 Novenber 2008 oleh Yayasan Cipta Psyco Gama Yogyakarta bekerja sama dengan SMP N I Jombang.

1.7. Hipotesis
1. Terdapat perbedaan prestasi belajar yang positif dan signifikan antara siswa yang mempunyai aktifitas ekstra kurikuler tinggi dengan siswa yang mempunyai aktifitas ekstra kurikuler rendah di SMPN I Jombang?
2. Terdapat perbedaan prestasi belajar yang positif dan signifikan antara siswa yamg berbeda aktifitas ekstra kurikuler dan tingkat IQ-nya di SMPN I Jombang?

BAB II
KAJIAN PUSTAKA


2.1. Belajar dan Prestasi Belajar
2.1.1. Pengertian Belajar
Belajar adalah perubahan tingkah laku karena pengalaman dan latihan (Arthur T. Jersit dalam Ahmad Thantowi 1991:99)
Menurut Ngalim Purwanto (1990:84), belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalaman yang berulang-ulang. Dalam situasi tertentu dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atas dasar respon, pembawaan, kematangan atau keadaan seseorang.
Tingkah laku sebagaimana dimaksud dapat digolongkan dalam tiga kelompok, yaitu:
1. Pengetahuan (knowledge): perubahan yang diharapkan adalah dari tidak mengetahui menjadi mengetahui, dan tidak paham menjadi paham, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti, perubahannya bersifat kognitif.
2. Keterampilan (skill): perubahan yang diharapkan adalah dari tidak terampil menjadi terampil, dari tidak dapat melakukan menjadi dapat melakukan. Perubahannya bersifat psikomotorik.
3. Sikap (attitude): perubahan yang diharapkan adalah dari sikap negatif, dari sikap yang salah menjadi sikap yang baik, perubahannya bersifat afektif.
Dalam keseharian kita melakukan kegiatan yang sebenarnya merupakan gejala belajar, dalam arti mustahillah melakukan kegiatan tanpa belajar terlebih dahulu, misalnya kita mengemudikan mobil, hal itu merupakan gejala belajar sebab merupakan proses perubahan.
Sebagai perubahan akibat belajar itu akan bertahan lama bahkan sampai taraf tertentu, tidak menghilang lagi kemampuan yang telah diperoleh menjadi milik pribadi yang tidak akan terhapus begitu saja, maka para ahli merumuskan hasil belajar secara relatif bersifat konstan dan berbekas.
Dikatakan secara relatif karena ada kemungkinan suatu hasil belajar ditiadakan atau dihapus dan diganti hasil belajar yang baru, ada kemungkinan pula suatu hasil belajar terlupakan (W.S Winkel. 1991).
Belajar terjadi dalam interaksi dengan lingkungan, dalam bergaul dengan orang, dalam memegang benda-benda dan dalam menghadapi peristiwa belajar. Namun tidak sembarang berada di tengah-tengah lingkungan menjamin proses adanya belajar, orangnya harus aktif, melibatkan diri dengan segala pemikiran, kemampuan dan perasaan.
Setiap guru mengetahui dari pengalaman bahwa kehadiran seorang siswa dalam kelas bukan berarti siswa sedang belajar selama siswa tidak melibatkan diri oleh karena itu harus ada interaksi aktif.
Dengan demikian yang dikatakan belajar adalah suatu aktifitas fisik yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap, perubahan itu bersikap relatif dan konstan serta berbekas.

2.1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar
Proses dan hasil belajar dipengaruhi faktor internal dan faktor eksternal. Alisuf Sabri (1995:5) membagi faktor eksternal menjadi faktor lingkungan dan faktor instrumental, sedangkan faktor internal merupakan faktor fisiologis dan faktor psikologis pada diri siswa.
a. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan siswa dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu faktor lingkungan alam/ non sosial dan faktor sosial. Yang termasuk dalam faktor lingkungan non sosial adalah keadaan suhu kelembapan udara, waktu (pagi, siang, malam), letak gedung sekolah.
Faktor lingkungan sosial baik berwujud manusia dan referensinya termasuk budaya akan mempengaruhi proses dan hasil belajar.
b. Faktor Instrumental
Faktor instrumental ini terdiri dari gedung/sarana fisik kelas, alat pengajaran, guru dan kurikulum/materi pelajaran serta strategi belajar mengajar yang digunakan akan mempengaruhi proses belajar siswa.
c. Faktor Kondisi Internal Siswa
Faktor kondisi internal siswa terdiri dari faktor fisiologis (kesehatan, fisik/panca indera) dan faktor psikologis (minat, bakat, intelegensi, motivasi dan kemampuan kognitif seperti: persepsi, ingatan, berfikir dan kemampuan dasar yang dimiliki siswa).
2.1.3. Prestasi Belajar
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individual maupun kelompok. (Djamarah: 1991-19)
Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan suatu kegiatan. Dalam kenyataannya untuk mendapatkan prestasi tidak semudah yang dibayangkan, tetapi penuh perjuangan dengan berbagai tantangan yang harus dihadapi untuk mencapainya. Hanya dengan kekuatan dan optimisme dirilah yang dapat membantu mencapainya, oleh karena itu pencapaian prestasi harus dengan ketekunan belajar.
Nasrun Harahap dalam Syaiful Bahri Djamarah (1991:21) memberikan batasan bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum.

2.1.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Perbedaan kemampuan merupakan salah satu faktor yang menyebabkan perbedaan prestasi. Faktor lain yang ikut berpengaruh dalam hal prestasi belajar adalah:
1. Faktor Internal (motivasi dan keyakinan), meliputi:
a. N.Ach (Need For Achievent) ialah dorongan atau motif untuk berprestasi. N.Ach adalah motif intrinsik atau mencapai prestasi dalam hal tertentu.
b. Takut gagal, seringkali berupa perasaan cemas seperti menempuh ujian, mempelajari sesuatu yang baru atau memecahkan masalah yang sulit dapat mengganggu keberhasilan dalam berprestasi. Murid-murid yang merasa sangat gugup selama menempuh ujian akan memperoleh hasil yang lebih buruk dari pada mereka yang tenang dan santai. N.Ach dan takut gagal itu bersifat komplementer.
c. Takut sukses, takut sukses mungkin lebih karakteristik pada wanita daripada pria, apabila cukup kuat sukses itu dapat mendorong N.Ach seseorang melahirkan perasaan-perasaan negatif terhadap prestasi yang baik.
d. Faktor Eksternal seperti kesempatan, lingkungan dan sarana/fasilitas

2.2. Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstra kurikuler adalah kegiatan penunjang dalam mencapai tujuan pendidikan, karena itu kegiatan tersebut harus sesuai dengan potensi dan minat peserta didik serta sesuai dengan kondisi sekolah yang bersangkutan. Kegiatan ekstra kurikuler dilaksanakan di luar jam-jam belajar yang sesuai dengan struktur program kurikulum yang berlaku, namun demikian kegiatan ekstra kurikuler ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kurikulum yang berlaku. Kegiatan yang diprogramkan, tujuan dan cara pencapaian tujuan haruslah jelas dan terencana dengan baik.
Kegiatan ekstra kurikuler yang diprogramkan dan dilaksanakan di SMPN I Jombang tahun pelajaran 2008/2009 adalah sebagai berikut:
1. Pramuka
2. Palang Merah Remaja (PMR)
3. Kelompok Ilmiah Remaja (KIR)
4. Seni drama dan Teater
5. Kelompok Kajian Agama Islam (Remaja Masjid)
6. Sepakbola
7. Bola Basket
8. Bola Volly
9. Karate
10. Pencak Silat
11. Jurnalistik
12. Ketrampilan Sablon
13. Komputer
14. Pecinta Alam
Pihak sekolah mewajibkan siswa untuk mengikuti minimal 1 (satu) kegiatan ekstra kurikuler yang diprogramkan, apabila mengikuti lebih dari satu disarankan siswa untuk memilih kegiatan yang jadwalnya tidak bersamaan.
Pada kenyataannya terdapat siswa yang mengikuti lebih dari satu kegiatan ekstra kurikuler, terdapat siswa yang hanya mengikuti satu jenis kegiatan dan ada siswa yang hanya terdaftar mengikuti satu jenis kegiatan tetapi yang bersangkutan tidak dapat mengikuti dengan aktif dengan alasan membantu pekerjaan orang tua atau alasan lain.

2.3. Intelegency Quotient
Kartini Kartono (1987:223) mendefinisikan IQ atau taraf intelegensi secara klasik merupakan hasil bagi umur mental (mental age) oleh umur kronologis yan kemudian dikalikan dengan angka 100.
Dalam hubungannya dengan perbedaan intelegensi terhadap penggolongan tingkat IQ (Intelegency Quatient) adalah sebagai berikut:
Tabel 2.3.1. Pengelompokan IQ
IQ Keterangan
140 – Keatas
120 -139
110 -119
90 -109
80 - 89
60 - 79
59 – Ke bawah Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Cukup
Hampir Cukup
Kurang
Kurang sekali

Pengetesan kemampuan secara formal dilakukan pertama kali oleh Alfred Binet (Prancis) pada tahun 1900-an. Apa yang dilakukan Binet sebenarnya bukan upaya untuk mengukur intelegensi tetapi mencoba mengidentifikasi hal-hal yang ada pada anak yang menyebabkan mereka menjumpai kesulitan belajarnya. Semula Binet menganalisa kemampuan yang diperkirakan mempunyai andil penting dalam mencapai prestasi belajar di sekolah, namun akhirnya dilakukan pelacakan dengan instrument tes untuk mengukur kemampuan tersebut. Dengan tes yang dikembangkan ini Binet ingin membedakan anak berdasarkan tingkatan secara cermat, dan dapat digunakan untuk memprediksi keberhasilan anak dalam kegiatan belajarnya.
Kecerdasan atau intelegensi seseorang memainkan peranan yang penting dalam kehidupannya, akan tetapi intelegensi bukan satu-satunya faktor yang menentukan sukses tidaknya kehidupan seseorang. Banyak lagi faktor seperti “Emotional Quatient (EQ) atau tingkat emosi, Emotional Spiritual (ES) atau taraf pemahaman dan pelaksanaan kehidupan beragama, kesempatan atau peluang, dan lingkungan.

BAB III
METODE PENELITIAN


3.1. Rancangan Penelitian
Model penelitian ini adalah penelitian rasional empiris.
Menurut Suharjono (1997:71), model rasional empiris dimulai dari kajian rasional sehingga kebenaran ilmiah telah didapatkan terlebih dahulu. Pengumpulan data dilakukan untuk menguji hipotesis dan mengembangkan/generalisasi hipotesis yang dirumuskan.
Penelitian ini adalah non eksperimental dengan menggunakan metode Ex Post Facto. Dilihat dari jenisnya penelitian ini adalah penelitian komparatif.
Menurut Sanapiah Faisal (1982:120), penelitian non-eksperimental yang juga disebut penelitian deskriptif, berkenaan dengan hubungan antara berbagai variabel, menguji hipotesis dan mengembangkan generalisasi, prinsip atau teori-teori yang memiliki validitas universal.
Menurut Sugiono (1994:3), penelitian Ex Post Facto adalah penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang terjadi dan kemudian melihat ke belakang melalui data tersebut untuk menentukan faktor-faktor yang mendahului atau menentukan sebab-sebab yang mungkin atas peristiwa yang diteliti.
Anas Budiono (1991:260) mendefinisikan penelitian komparasi adalah penelitian yang berusaha untuk menentukan persamaan dan perbedaan tentang benda, orang, prosedur kerja, ide, kritik terhadap orang, kelompok suatu ide atau prosedur kerja.

3.2. Populasi dan Sampel
Menurut Supranto (1984:24), populasi ialah kumpulan yang lengkap dari seluruh elemen yang sejenis akan tetapi dapat dibedakan satu sama lain. Perbedaan-perbedaan itu disebabkan karena adanya nilai karakteristik yang berlainan.
Karakteristik siswa SMP N I Jombang sebagai poulasi secara psikologis berbeda dalam hal prestasi belajar yang disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya.
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas II yang tersebar pada 5 kelas dan berjumlah 209 orang, dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3.2. Sebaran Populasi
Kelas Jumlah
II - 1
II - 2
II - 3
II - 4
II - 5 42
43
40
42
42
Jumlah 209

Menurut Anton Dayan (1984:21), Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki dan dianggap bias mewakili keseluruhan populasi.
Hasil pengamatan langsung, wawancara dan dokumen yang ada, dari setiap kelas diambil 16 siswa yang terdiri dari 8 siswa kelompok aktif dan 8 siswa kelompok biasa, dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3.2.2. Sebaran Sampel
Kelas Kelompok Siswa
Aktif Biasa Total
II - 1
II - 2
II - 3
II - 4
II - 5 8
8
8
8
8 8
8
8
8
8 16
16
16
16
16
Jumlah 40 40 80

3.3. Instrumen dan Variabel Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengungkapkan fenomena alam maupun sosial yang diamati.
Adapun instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman dokumentasi.
Variabel adalah sesuatu yang nilainya berubah-ubah atau berbeda-beda, seringkali digunakan kata peubah.

Tabel 3.3. Jabaran Variabel
Variabel Kategori Indikator Sumber Data Pencarian Data
Prestasi Belajar
Rendah
Sedang
Tinggi Jumlah Nilai Rapor
60 - 70
71 - 80
80 - 100

DKN
Dokumentasi (Dok)
Kegiatan Ekstra Kurikuler Aktif


Biasa Mengikuti >1 jenis kegiatan

Mengikuti 1 jenis kegiatan atau tidak sama sekali Dok


Dok Dok


Dok
Tingkat IQ Cerdas
Atas
Bawah 110 - 1539 - Baik
110 - 119 - Cukup Baik
90 - 109 - Cukup
Dok
Dok

3.4. Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang dicari dalam penelitian ini adalah data tentang prestasi belajar, aktifitas ekstra kurikuler dan tingkat IQ, akan didapat dari dokumen yang ada di sekolah, dan pengalian data tersebar pada kantor Tata Usaha, OSIS, BP/BK, Wali Kelas, Pembimbing Ekstra Kurikuler.
Variabel prestasi belajar didapat dari buku rapor atau Daftar Kumpulan Nilai (DKN)
Variabel kegiatan ekstra kurikuler didapat dari data peserta setiap kegiatan ekstra kurikuler, wawancara dan hasil pengamatan pada jam-jam pelaksanaan kegiatan tersebut.
Variabel IQ didapat dari trankrip tes Intelegensi siswa kelas II semester ganjil SMPN I Jombang yang dilaksanakan tanggal 3 November 2000.

3.5. Tehnik Analisa Data
Data prestasi belajardari siswa yang aktif kegiatan ekstra kurikuler (=SA) dan siswa yang kurang/tidak aktif kegiatan ekstra kurikuler atau siswa biasa (=SB) yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisa secara sistematis, dan digunakan untuk pengujian hipotesis kerja yang pertama, digunakan rumus t-tes dengan mencari t-hit (t hasil perhitungan) dan dikonsultasikan dengan t-tabel, langkah kerja adalah sebagai berikut
1. Untuk mencari rata-rata hitung atau Mean (=M)



M = mean atau rata-rata hitung
Ma = Mean Siswa aktif
Mb = Mean Siswa Biasa
Xi = data ke-i
Fi = frekuensi data ke-i

2. Untuk Mencari varian (=V) digunakan rumus

V= S²= Nilai Varian
Va = Nilai Varian Siswa aktif
Vb = Nilai Varian siswa biasa
xi = data ke-i
fi = frekuensi ke-i
M = Mean data yang bersangkutan (Ma atau Mb)
N = Banyak data
Na = Banyak data siswa aktif
Nb = data siswa biasa
3. Langkah berikutnya dilakukan perhitungan t-tes dengan rumus t-hit;

t-hit = nilai t (tes) hasil perhitungan
Ma = Mean Siswa Aktif
Mb = Mean Siswa Biasa
Va = Nilai Varian Siswa Aktif
Vb = Nilai Varian Siswa biasa
Na = Banyak data siswa aktif
Nb =Banyak data siswa biasa
4. Selanjutnya t-hit dikonsultasikan dengan t-tabel dengan taraf signifikan 5% dan derajat kebebasan (dk) = 78, dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
Ho diterima jika t-hit < t-tabel
Ho ditolak jika t-hit ≥ t-tabel
Data hasil test IQ dari tentang siswa yang aktif kegiatan ekstra kurikuler (=SA) dan siswa yang kurang/tidak aktif kegiatan ekstra kurikuler atau siswa biasa (=SB) yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisa secara sistematis dan digunakan untuk pengujian hipotesis kerja yang ke-dua, digunakan rumus analisa varian ganda dua jalan dengan mencari F-hit (nilai F hasil perhitungan) dan dibandingkan dengan F-tabel, langkah kerja yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Mengelompokan data prestasi belajar ditinjau dari aktifitas ekstra kurikuler dan tingkat IQ, sebagai berikut
A = Siswa dalam Kegiatan ekstra kurikuler
A1 = Aktif
A2 = Kurang/tidak aktif
B = Tingkat IQ
B1 = 120 - 139
B2 = 110 - 119
B3 = 90 - 109
2. Membuat tabel stastistik analisa varian ganda dua jalan
N = Banyak data setiap Kelompok
Σx = Jumlah nilai hasil test IQ dar setiap kelompok
Σx² = Jumlah kuadrat nilai hasil tes IQ dari setiap kelompok

M = Mean dari setiap kelompok
3. Langkah berikutnya adalah menghitung setiap harga berdasar atas tabel statistik yang sudah ada, sebagai berikut:
a. Menghitung jumlah kuadrat total (JKT), dengan rumus:

b. Menghitung jumlah kuadrat variabel A (JKA), dengan rumus

c. Menghitung jumlah kuadrat variabel B (JKB), dengan rumus

d. Menghitung jumlah kuadrat interaksi antara variabel A dan variabel B (JKAB), dengan rumus :

e. Menghitung jumlah kuadrat dalam (JKD), dengan rumus:
JKD = JKT - JKA - JKB - JKAB
f. Menghitung jumlah derajat kebebasan variabel A (dkA)
dkA = 2 - 1 = 1
g. Menghitung jumlah derajat kebebasan variabel B (dkB)
dkB = 3 - 1 = 2
h. Menghitung jumlah derajat kebebasan interaksi variabel A dan B(dkAB)
dkAB = dkA x dkB
i. Menghitung jumlah derajat kebebasan total (dkT)
dkT = Ntotal - 1
j. Menghitung jumlah derajat kebebasan dalam (dkD)
dkD = dkT - dkA - dkB - dkAB
k. Menghitung mean kuadrat variabel A (MkA)
MkA = JKA/dkA
l. Menghitung mean kuadrat variabel B (MkB)
MkB = JKB/dkB
m. Menghitung mean kuadrat interaksi antara variabel A dengan variabel B(MkAB)
MkAB = JKBA/dkAB
n. Menghitung mean kuadrat dalam (MKD)
MKD = JKD/dkD
o. Menghitung harga F untuk variabel A (FA)
FA = MkA/MkD
Nilai FA dikonsultasikan dengan F-tabel dengan dk Mk pembilang 1 lawan dk Mk penyebut 74 dengan taraf signifikan 5%

p. Menghitung harga F untuk variabel B (FB)
FB = MkB/Mkd
Nilai FB dikonsultasikan dengan F-tabel dengan dk Mk pembilang 1 lawan dk Mk penyebut 74 dengan taraf signifikan 5%
q. Menghitung harga F untuk interaksi variabel A dengan B (FAB)
FAB = MkAB/MkD
Nilai FAB dikonsultasikan dengan F-tabel dengan dk Mk pembilang 1 lawan dk Mk penyebut 74 dengan taraf signifikan 5%
Selanjutnya dilakukan pengujian dengan kriteria sebagai berikut:
Jika F-hit ≥ F-tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Jika F-hit < F-tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak.

BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi dan Analisa Data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian disusun/dideskripsikan dalam tabel sehingga mudah dibaca dan dilakukan perhitungan (analisa data) untuk mencari Mean atau Rataan dan Nilai Varian. Sebagaimana tampak pada tabel-tabel berikut:

Tabel 4.1.11 Data Prestasi Belajar dan IQ
Siswa yang Aktif (SA) dan Siswa yang kurang/tidak aktif (SB) dalam kegiatan ekstra kurikuler.

No Prestasi Belajar Intelegensi Quatiens (IQ)
SA SB SA SB
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8. 87
87
90
90
88
96
88
83 90
88
86
97
89
84
80
90 114
103
104
111
115
109
102
95 110
108
122
107
109
105
99
107
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16. 88
82
91
82
94
94
90
84 90
82
89
90
85
89
86
86 107
106
109
112
100
116
102
99 106
85
108
110
112
105
102
112
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24. 82
100
91
83
82
87
100
85 89
92
85
93
90
89
96
80 113
108
105
104
112
114
101
100 101
116
97
111
106
104
97
102
25.
26.
27
28.
29.
30.
31.
32. 91
82
86
85
90
86
85
86 94
96
95
90
96
83
97
96 101
102
108
100
103
112
106
97 108
99
111
112
102
105
116
112
33.
34.
35.
36.
37.
38.
38.
40. 88
84
88
94
87
86
82
86 92
85
90
98
82
88
95
89 107
110
107
109
101
100
98
99 115
114
116
114
102
106
111
111
Jumlah 3530 3550 4230 4297
Rataan (Mean)= M


88,25
88,75
105,75
107,425
Varian (=S²) =V


29,94
41,94
-
-

4.2. Pengujian Hipotesis Pertama
Merujuk pada rumusan masalah komparasi yang pertama yaitu “Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa yang aktif dengan siswa kurang/tidak aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler?” terlebih diadakan pengubahan hipotesis dari hipotesis kerja (Ha) menjadi hipotesis nol (Ho) sebagai berikut:
Ha : Terdapat perbedaan prestasi belajar yang positif dan signifikan antara siswa yang mempunyai aktifitas ekstra kurikuler tinggi dengan siswa yang mempunyai aktifitas kurikuler rendah di SMPN I Jombang.
Ho : Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar yang positif dan signifikan antara siswa yang mempunyai aktifitas ekstra kurikuler tinggi dengan siswa yang mempunyai aktifitas kurikuler rendah di SMPN I Jombang.
Dari tabel 4.1.1. didapat data perbandingan prestasi belajar yang diperlukan untuk menjawab hipotesis pertama (hipotesis-1)
Kelompok siswa yang aktif mengikuti kegiatan ekstra kurikuler (SA)
Dengan rumus didapat nilai Rataan (Mean) = Ma = 88,25
Dengan rumus Varian didapat Va = 29,94
Kelompok siswa yang kurang/tidak aktif mengikuti kegiatan ekstra kurikuler (SB)
Dengan rumus didapat nilai Rataan (Mean) = Mb= 88,75
Dengan rumus Varian didapat Vb = 41,94
Selanjutnya dilakukan perhitungan t-tes dengan rumus
Selanjutnya t-hit yang didapat dikonsultasikan dengan t-tabel dengan taraf signifikan 5 % dengan derajat kebebasan (dk) = 78, maka didapat:
Hasil perhitungan diperoleh t-hit = 0,2783
t-tabel = 2,000
Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
Ho diterima jika t-hit < t-tabel
Ho ditolak jika t-hit ≥ t-tabel
Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis tersebut diatas, karena t-hit, t-tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

4.3. Pengujian Hipotesis Kedua
Merujuk pada rumusan masalah komparasi yang pertama yaitu “Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa yang aktif dengan siswa kurang/tidak aktif mengikuti kegiatan ekstra kurikuler dan tingkat IQ di SMPN I Jombang?”, terlebih diadakan pengubahan hipotesis dari hipotesis kerja (Ha) menjadi hipotesis nol (Ho) sebagai berikut:
Ha : Terdapat perbedaan prestasi belajar yang positif dan signifikan antara siswa yang mempunyai aktifitas ekstra kurikuler tinggi dengan siswa yang mempunyai aktifitas kurikuler rendah di SMPN I Jombang.
Ho : Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar yang positif dan signifikan antara siswa yang mempunyai aktifitas ekstra kurikuler tinggi dengan siswa yang mempunyai aktifitas kurikuler rendah di SMPN I Jombang.
Langkah berikutnya adalah membuat tabel perhitungan rumus analisa varian ganda dua jalan.











Tabel 4.3.1. Prestasi belajar ditinjau dari aktifitas ekstra kurikuler dan tingkat IQ

B A A1 A2 Jumlah
B1 116 115 122 118 116
116 116 115
8
B2 114 114 113
112 112 112
111 110 112
110 111 110
110 110 111
111 112 118
110 113 112
115 118 111
117 111 110
116 115 113
116 113 110 114 114 112
112 112 112
111 111 111
111 110 110
110 110 111
111 119 119
115 113 113
115 118 110
116 116 117
117









61
B3 99 99 98
97 95 99 99 99
97 97 90
11

A = Siswa dalam kegiatan ekstra kurikuler
A1 = Aktif
A2 = Kurang/tidak aktif
B = Tingkat IQ
B1 = 120-139





Tabel 4.3.2. Statistik analisa Varian Ganda Dua Jalan
Statistik A1 A2 Jumlah
B1
N

M1 2
231

26681
115,5 6
703
82401
117,2 8
934
109082

B2 N

M1 33
3511
374171
106,4 28
3018
325714
107,9 31
6529
699885
B3 N

M1 5
488
47640
97,6
6
576
55446
96 11
1064
103086
-
Jumlah

Total N

M1 40
4230
448492
105,75 40
4298
463561
107,425 80
8527
912053
-

Langkah berikutnya adalah menghitung setiap harga berdasarkan atas tabel statistik yang sudah ada. Adapun harga-harga yang dicari adalah:
1. Menghitung jumlah kuadrat total (JKT)
JKT = 912053 - 8527/80 = 3181,3875
2. Menghitung jumlah kuadrat variabel A (JKA)
JKA = (4230) ²/40 - (4297) ²/40 - (8527) ²/80
= 447322,5 + 461605,225 + 908871,6125
= 56,1125
3. Menghitung jumlah kuadrat variabel B (JKB)
JKB = (934) ²/8 + (6529) ²/61 + (1064) ²/11 - (8527) ²/80
= 109044,5 + 698817,0656 + 102917,8182 + 908871,6125
= 1907,7713
4. Menghitung jumlah kuadrat interaksi antara variabel A dengan variabel B (JKAB)
JKAB = 4230/40 + 4297/40 + 934/8 +6529/61 + 1064/11 + 8527/80
= 105,75 + 107,425 + 116,75 + 107,0328 + 96,7273 + 10, 5875
= 427,0976
5. Menghitung jumlah kuadrat dalam (JKD)
JKD = JKT - JKA - JKB - JKAB
= 3181,3875 - 56,1125 - 1907,7713 - 427,0976
= 790,4061
6. Menghitung dkA = 2 - 1 = 1
7. Menghitung dkB = 3 - 1 = 2
8. Menghitung dkAB = dkA x dkB = 1 x 2 = 2
9. Menghitung dkT = N - 1 = 80 - 1 = 79
10. Menghitung dkD = dKT - dkA - dkB - dkAB = 79 - 1 - 2 - 2 = 74
11. Menghitung Mean kuadrat variabel A (MkA)
MkA = JKA/dkA = 56,1125/1 = 56,1125
12. Menghitung Mean kuadrat variabel B (MkB)
MkB = JKB/dkB = 1907,7713/2 = 953,8857
13. Menghitung Mean kuadrat interaksi antara variabel A dan variabel B (MkAB)
MkAB = JKAB/dkAB = 427,0976/2 = 213,5488
14. Menghitung Mean kuadrat dalam (MkD)
MkD = JKD/dkD = 790,4061/74 = 10,6812
15. Menghitung harga F untuk variabel A (FA)
FA = MkA/MkD = 56,1125/10,6812 = 5,2534
Selanjutnya FA dikonsultasikan dengan F-tabel dengan dk Mk pembilang 1 lawan dk Mk penyebut 74 dengan taraf signifikan 5% maka diperoleh:
FA = 5,2534
F-tabel = 4,000
16. Menghitung harga F untuk variabel B (FB)
FB = MkB/MkD = 953,8857/10,6812 = 89,3051
Selanjutnya FB dikonsultasikan dengan F-tabel dengan dk Mk pembilang 2 lawan dk Mk penyebut 74 dengan taraf signifikan 5% maka diperoleh:
FB = 89,3054
F-tabel = 3,15
17. Menghitung harga F untuk interaksi antara variabel A dan variabel B (FAB)=F-hit
F-hit = FAB = MkAB/MkD = 213,5488/10,6812 = 19,9929
Selanjutnya FAB dikonsultasikan dengan F-tabel dengan dk Mk pembilang 2 lawan dk Mk penyebut 74 dengan taraf signifikan 5% dan 1% maka diperoleh:
F-hit = 19,9929
F-tabel 5% = 3,15
F-tabel 1% = 4,98
Kriteria pengujian:
Jika F-hit ≥ F-tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima
Jika F-hit < F-tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak
Dengan demikian, karena F-hit ≥ F-tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian
Dari data deskriptif diketahui kondisi siswa SMP N I Jombang tahun 2008/2009, mengenai jenis kegiatan ekstra kurikuler. Mengenai Intelegensi Quotient (IQ) siswa, siswa peserta kegiatan ekstra kurikuler beserta kemampuan IQ dan prestasi belajarnya.
Menjawab permasalahan komparasi yang pertama yaitu ”Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa yang aktif dengan siswa yan kurang/tidak aktif mengikuti kegiatan ekstra kurikuler?”, setelah dilakukan perhitungan dengan rumus t-tes atau t-hitung dan telah dikonsultasikan dengan t-tabel, ternyata Ha ditolak dan Ho diterima, dengan demikian “Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar yang positif dan signifikan antara siswa yang mempunyai aktifitas ekstra kurikuler tinggi dengan siswa yang mempunyai aktifitas ekstra kurikuler rendah di SMPN I Jombang”
Walaupun hasil penelitian menunjukan tidak ada perbedaan prestasi belajar yang signifikan antara siswa yang aktif dan kurang aktif kegiatan ekstra kurikuler, bukan berarti kita membiarkan siswa, anak kita untuk mengikuti kegiatan ekstra kurikuler sebanyak-banyaknya tanpa kontrol dari orang tua dan guru. Para siswa harus selalu mendapat bimbingan dan arahan dalam memilih kegiatan ekstra yang akan diikutinya. Perlu pertimbangan masalah kekuatan fisik/ kepayahan dan pengaturan waktu untuk belajar.
Merujuk pada rumusan masalah komparasi yang kedua yaitu “Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa yang berbeda aktifitas ekstra kurikuler dan tingkat IQ di SMPN I Jombang?”, setelah dilakukan perhitungan dan pengujian hipotesis dengan rumus analisa varian ganda dua jalan, didapatkan kesimpulan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. Dengan demikian “Terdapat perbedaan prestasi belajar yang positif dan signifikan antara siswa yang berbeda aktifitas ekstra kurikuler dan tingkat IQ-nya di SMPN I Jombang”
Anak yang memiliki IQ tinggi diharapkan mampu memilih kegiatan mana yang menjadi prioritas utama dalam meraih cita dan asanya. Pihak orang tua dan guru bertugas untuk mengarahkan anak-anaknya agar tidak terjebak pada kegiatan yang justru dapat membuat anak tidak dapat berprestasi sesuai dengan kemampuan dasarnya (IQ).
Perlu pula dipahami bahwa faktor keberhasilan bukan hanya ditentukan oleh Intelegensi Quatient (IQ) semata, tetapi juga oleh Emotional Quatient (EQ), Emotional Spiritual (ES), kesempatan/ peluang dan lingkungan sangatlah menentukan keberhasilan anak atau siswa.

BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, pada tahun pelajaran 200/2001 di SMPN I Jombang didapatkan bahwa ada siswa yang aktif dalam kegiatan ekstra kurikuler dan ada siswa yang kurang/tidak aktif dalam kegiatan ekstra kurikuler dengan kondisi sebagai berikut:
1. Secara umum prestasi belajar siswa termasuk dalam kategori baik.
2. IQ siswa termasuk dalam kategori rata-rata atas.
3. Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar yang positif dan signifikan antara siswa yang mempunyai aktifitas ekstra kurikuler tinggi dengan siswa yang mempunyai aktifitas ekstra kurikuler rendah di SMPN I Jombang.
4. Terdapat perbedaan prestasi belajar yang positif dan signifikan antara siswa yang berbeda aktifitas ekstra kurikuler dan tingkat IQ-nya di SMPN I Jombang
5.2. Saran
1. Bagi siswa, guru dan orang tua tidaklah perlu mempunyai pandangan bahwa aktifitas ekstra kurikuler membuat prestasi belajar menjadi turun. Asalkan siswa bias mengatur waktu dengan memperhatikan bimbingan dan saran orang tua, maka aktifitas ekstra kurikuler yang dipilih dan diikuti akan memberikan kontribusi yang positif bagi peningkatan prestasi belajarnya.
2. Hasil tes IQ bukan satu-satunya standar keberhasilan untuk meraih masa depan, masih banyak faktor lain seperti, EQ, ES, kepribadian, kesempatan dan lingkungan. Karena itu bagi siswa yang hasil tes IQ-nya rendah hendaknya tidak berkecil hati, dan sebaliknya yang hasil tes IQ-nya tinggi jangan menjadi lupa diri.
3. Guru, orang tua dan lembaga pendidikan hendaknya berhati-hati dalam memberikan interpretasi terhadap hasil tes IQ.
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts



 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. GUS AFLACH - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger